tirto.id - Pengamat gizi dari Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat, Zulkarnain Agus menyarankan agar tidak makan secara berlebihan ketika Lebaran agar pola makan yang telah dijaga selama Ramadan tetap terjaga.
"Kebanyakan dari kita makan secara berlebihan ketika Lebaran, dikarenakan ingin melepaskan hasrat mengonsumsi makanan yang tertahan selama berpuasa," katanya di Padang, Jumat.
Ia menjelaskan ketika puasa berarti manusia telah mengatur pola makan. Puasa adalah cara terbaik untuk menjadi sehat sehingga ketika Ramadan berakhir jangan dirusak dengan makan secara berlebihan.
Ia menambahkan ketika Ramadan berakhir dan memasuki lebaran seharusnya tetap memakan makanan lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh serta seimbang jumlahnya.
"Yang paling banyak dibutuhkan tubuh adalah karbohidrat sebagai sumber energi seperti nasi, kentang, ubi, jagung, dan lain sebagainya," sebutnya.
Selanjutnya protein yang berfungsi membangun sel-sel tubuh dan sistem imun agar tidak mudah sakit, sumber protein terdiri dari hewani dan nabati, sumber hewani yang terbaik berasal dari ikan laut segar terutama ikan laut yang hidup diperairan dalam serta sumber protein nabati yang terbaik seperti tempe.
Kemudian vitamin dan mineral yang terdapat pada sayur dan buah, semakin berwarna akan semakin tinggi nilai gizinya, karena buah dan sayur mengandung bahan yang dinamakan antioksidan yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh.
Namun ketika Lebaran keinginan untuk menyantap makanan semakin besar, sehingga tubuh tidak bisa menerima hal tersebut dan akan menyebabkan gangguan pencernaan serta beberapa penyakit dapat timbul akibat makan yang berlebihan.
"Dampaknya bisa menyebabkan diare, karena tubuh tidak siap menerima makanan yang begitu banyak," tambahnya.
Dampak lainnya akibat makan berlebihan ketika Lebaran adalah banyaknya orang yang mengalami kekurangan asupan vitamin, vitamin berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh.
Ia mengatakan ketika lebaran kebanyakan menu yang tersedia adalah makanan-makanan yang manis yang berasal dari kue-kue serta minuman, sehingga jarang ditemui makanan yang mengandung vitamin, padahal tubuh membutuhkan vitamin setiap harinya.
"Ketika Lebaran banyak ditemui hal seperti itu, jumlah energi yang keluar tidak sebanding dengan kalori yang masuk ke dalam tubuh, ketika lebaran biasanya kita banyak kekurangan vitamin," jelasnya.
Setelah itu penyakit yang sering muncul adalah demam dan flu karena ketika Lebaran kebanyakan orang pergi berlebaran tanpa mengenal waktu sedangkan makanan yang dimakan tidak seimbang.
Ia menerangkan rata-rata tubuh membutuhkan kalori sebesar 2000 kalori pada orang dewasa setiap harinya dengan rincian 50 hingga 60 persen karbohidrat, lemak 20 hingga 30 persen.
"Setiap 100 gram beras mengandung 680 kalori, rata-rata setiap hari kita butuh 200 sampai 250 gram beras," tambahnya.
Ia berharap ketika Lebaran jauhi makan makanan yang manis, karena dapat menyebabkan naiknya gula darah dan dapat berisiko menimbulkan penyakit diabetes.
"Kemudian makan gorengan sebaik mungkin dihindari, makan-makanan yang berserat, dan yang paling penting adalah jangan berlebihan" ujarnya.
Terkait itu salah seorang warga kota Padang, Renita Febriani (27) mengatakan jika makan berlebihan ketika lebaran itu tidak baik, karena dapat mengganggu saluran pencernaan.
"Makan berlebihan sangat tidak baik, karena akan mengganggu proses pencernaan di dalam tubuh," ujarnya.