tirto.id -
Layanan terbaru Gojek ini hampir mirip dengan Youtube dan netflix dan bisa menjadi alternatif baru bagi penggemar video streaming maupun konten kreator.
Pertama, karena GoPlay menyediakan wadah bagi sineas nasional untuk menjadi content creator dan memperkenalkan karya lewat GoPlay Originals. Kedua, karena layanan berbayar ini akan memproduksi serial-serial film sendiri.
Co-founder Gojek, Kevin Aluwi, berharap kehadiran GoPlay dapat membantu industri kreatif, terutama pembuat film, untuk mendapatkan penonton yang lebih banyak dari platform digital di luar bioskop dan televisi.Selama ini, menurutnya, kualitas film-film Indonesia semakin baik tiap tahun tapi kalah bersaing dengan film internasional karena jam tayangnya di bioskop masih kurang.
"GoPlay bisa menjadi solusi agar film-film Indonesia menjadi lebih mudah diakses, karena sineas kini bisa menyalurkan karyanya di platform Gojek," ungkap Kevin dalam acara peluncuran Gojek, di Kantor Pusat Gojek, Blok M Jakarta Selatan, Kamis (26/9/2019).
Di luar minimnya jam tayang, kata Kevin, tantangan untuk menyediakan akses kepada penonton memang masih menumpuk.
Namun, penetrasi internet dan penggunaan smartphone yang cukup tinggi memberikan peluang bagi para sineas nasional agar karya mereka dapat dinikmati masyarakat.
"Kehadiran GoPlay dapat menjembatani para sineas berbakat dengan jutaan pengguna smartphone di Indonesia yang selalu mencari konten berkualitas. Gojek yang sudah di-download lebih dari ratusan juta kali di Indonesia," imbuhnya.
CEO GoPlay, Edy Sulistyo, mengatakan jumlah penonton film lokal di Indonesia yang masih minim juga menjadi tantangan bagi perfilman Indonesia.
Meski penonton film lokal mengalami peningkatan sekitar 36 persen dari tahun ke tahun, komposisinya masih terbilang sedikit lantaran jumlah penonton film asing juga ikut meningkat hingga 64 persen di periode yang sama.
"Kalau dibandingkan dengan negara-negara di sekitar, seperti China, Korea Selatan, atau Jepang, ternyata mereka itu memiliki komposisi atau rasio film buatan mereka itu melebihi daripada film asing," tutur Edy.
Kendati demikian, Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf menilai bahwa perfilman Indonesia menunjukkan perkembangan positif, dengan pesatnya pertumbuhan konten-konten lokal dalam beberapa tahun terakhir.
"Namun akses masyarakat untuk konten-konten tersebut masih sangat terbatas. Kehadiran GoPlay sebagai bagian dari ekosistem Gojek," jelasnya.
Pasar Masih Terbuka Lebar
Pada bulan Juli lalu, layanan GoPlay sebenarnya telah dirilis secara terbatas kepada 20 ribu konsumen.
Selama masa uji coba itu, Gojek menilai pasar bisnis layanan ini masih cukup besar lantaran pertumbuhan penonton film Indonesia selama tiga tahun terakhir, meningkat dari 36 juta di tahun 2016 menjadi 46 juta di tahun 2018.
Pengguna juga dapat mengunduh konten dan menikmatinya secara offline menggunakan perangkat mobile, seperti layanan yang tersedia di laman youtube.
Dalam tahap peluncuran ini, GoPlay dapat diakses dengan dua cara yakni membayar Rp89.000 untuk berlangganan konten selama sebulan penuh; atau membayar Rp99.000 untuk berlangganan dan mendapat ongkos kirm GoFood gratis senilai Rp600.000 selama satu bulan.
Kini, GoPlay telah menjamin kemitraan dengan berbagai rumah produksi tanah air meliputi Filosofi Kopi The Series, variety show Kata Bocah The Show yang dibintangi Nirina Zubir dan Boy William, serta serial stand-up Haha Club.
Tak hanya itu, GoPlay Originals juga menyediakan bebrapa film lokal seperti Aruna dan Lidahnya, Kulari ke Pantai, Buffalo Boys, hingga 27 Steps of May.
Di sela-sela peluncuran ini, GoPlay mengumumkan rencana produksi tiga serial terbaru dalam waktu dekat. Ketiga serial tersebut adalah Saiyo Sakato, Tunnel garapan Shanty Harmayn dan Tanya Yuson, dan 'Gossip Girl Indonesia'.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana