tirto.id - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur, Surabaya, Kamis (29/8/2024) malam. Pasangan ini turut diantar langsung Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Luluk mengatakan dirinya dan Lukman akan membuat kebijakan yang berpihak pada perempuan, ibu, anak-anak, disabilitas, hingga kelompok rentan. Menurut Luluk, 50 persen penduduk Jawa Timur merupakan perempuan.
"[Maka] sebuah kebijakan yang berpihak kepada perempuan, ibu, anak-anak, kelompok-kelompok disabilitas, dan kelompok rentan termasuk kepada keluarga-keluarga harus menjadi prioritas," kata Luluk di Kantor KPU Jatim, Surabaya.
Anggota DPR RI Fraksi PKB itu mengatakan dirinya dan Lukman juga akan meminimalkan kesenjangan antardesa, antarkota, antardaerah di Provinsi Jatim. Ia menyinggung Madura yang dahulu selalu menjadi lumbung suara bagi paslon tertentu, tetapi kini kondisi daerahnya tak mengalami perubahan.
"Artinya bahwa banyak-banyak daerah di Jawa Timur ini yang ditinggalkan begitu kekuasaan itu di tangan seorang gubernur di Jawa Timur. Nah, kita ingin membalik itu semuanya," tutur Luluk.
Luluk mengatakan, pembangunan di Jawa Timur tidak bisa hanya diselesaikan satu orang atau dua orang. Oleh karena itu, pendekatan yang akan lakukan adalah melibatkan kelompok-kelompok masyarakat.
"Kami akan mengundang orang-orang pintar di Jawa Timur untuk bersama-sama mikirin untuk bisa mengelola membangun, memajukan, dan memakmurkan Jawa Timur," kata Luluk.
Luluk menyebut dirinya dan Lukman bertekad untuk bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di Jawa Timur. Ia mengatakan mereka tak mau meninggalkan persoalan, tetapi ingin mengurus Jawa Timur lebih baik.
"Kita ingin menyelesaikan masalah dan bukan menjadi masalah bagi Jawa Timur," ucap dia.
Ia mengatakan Jawa Timur butuh kepemimpinan baru, yang transformatif, mendengar suara-suara rakyat, bahkan suara-suara yang tidak bisa didengar.
"Sebuah kepemimpinan yang membuka hati, jiwa, dan lapang dada. Sebuah kepemimpinan yang tidak hanya mengeklaim kebenaran tinggal, tetapi bahwa kebenaran itu bisa jadi muncul yang datang dari rakyatnya," tukas Luluk.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Anggun P Situmorang