tirto.id - Luka Jovic yang menuai kecaman lantaran meninggalkan karantina di Madrid untuk pulang ke Serbia akhirnya meminta maaf. Ulah striker Real Madrid ini sebelumnya mendapat sorotan keras dari Perdana Menteri dan Presiden Serbia.
"Saya meminta maaf karena saya menjadi topik utama belakangan ini. Saya menjadi pokok pemberitaan, bukannya pahlawan di masa krisis ini yakni para dokter dan semua petugas medis profesional," tulis Luka Jovic via Instagram.
Pemain berusia 22 tahun ini mengaku telah menempuh prosedur sebelum meninggalkan Madrid, yakni menjalani tes COVID-19 dan dinyatakan negatif, serta meminta izin kepada klubnya untuk pulang ke Serbia.
Setibanya di Serbia, Luka Jovic mengaku juga menjalani tes serupa. Padahal, Serbia saat ini sedang tidak menerima kepulangan warganya dari negeri yang terdampak Corona cukup tinggi, termasuk Spanyol.
"Sangat disayangkan terdapat beberapa orang yang tidak melakukan pekerjaannya dengan profesional, dan tidak memberi instruksi-instruksi yang tepat perihal bagaimana bertindak saat mengisolasi diri sendiri kepada saya," tulis Luka Jovic.
"Di Spanyol, saya diizinkan pergi ke apotek dan pasar swalayan saat saya perlu membeli barang-barang yang saya butuhkan, hal itu tidak terjadi di (Serbia) sini," tambahnya.
Luka Jovic terbang dari Madrid pada Rabu (18/3/2020) ke Serbia. Ada sumber yang mengatakan bahwa ia menghadiri ulang tahun kekasihnya, Sofia Milosevic, dan terlihat turut berpesta di Beograd. Ulahnya menuai kecaman dari Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic, serta Presiden Aleksandar Vucic.
Pemain berusia 21 tahun ini diboyong Real Madrid dari klub Bundesliga, Eintracht Frankfurt, pada bursa transfer musim panas tahun lalu dengan transfer mencapai 53 juta poundsterling (setara Rp972 miliar).
Editor: Fitra Firdaus