tirto.id - Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) diminta mendengar keluhan siswa karena sulitnya mendaftar Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) SBMPTN 2019.
"LTMPT hendaknya mendengarkan keluhan siswa. Jika banyak yang mengeluh seharusnya segera berbenah memperbaiki sistem," kata Rektor Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) Prof Dr Rudy Harjanto di Jakarta, dikutip dari Antara.
Sejumlah siswa yang ingin mendaftar UTBK 2019 mengeluhkan susahnya mengakses situs web pendaftaran. Hal itu membuat sejumlah calon pendaftar berkeluh kesah di jagat media sosial.
Rudy menambahkan UTBK merupakan syarat dalam mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Tahun ini, merupakan tahun pertama pelaksanaan SBMPTN dengan metode yang baru yang mana siswa bisa mengikuti dua kali UTBK yang kemudian nilainya digunakan untuk mendaftar ke PTN tujuan.
Pendaftaran UTBK SBMPTN 2019 dibagi dalam dua gelombang. Pendaftaran gelombang I dibuka mulai 1 Maret pukul 10.00 WIB hingga 24 Maret 2019. Pendaftaran gelombang kedua dibuka pada 25 Maret-1 April 2019.
Pelaksanaan UTBK juga dibagi dalam dua gelombang yakni Pertama pada 13 April - 04 Mei 2019 dan khusus Tuna Netra pada 4 Mei 2019 pukul 07.30 - 11.45.
Gelombang Kedua akan digelar pada 11 Mei - 26 Mei 2019 dan khusus Tuna Netra pada 25 Mei 2019 pukul 07.30 - 11.45.
Dalam kesempatan itu, Rudy melepas sejumlah mahasiswa yang akan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) "Merajut Nusantara II".
Kegiatan itu bertujuan untuk mengangkat kearifan lokal dalam usaha meningkatkan kesejahteraan sosial.
KKN Tematik "Merajut Nusantara" 2019 di Kabupaten Sambas diikuti 39 Perguruan Tinggi dan 250 mahasiswa di lingkungan LLDIKTI Wilayah III.
Kepala LLDIKTI Wilayah III, Dr Ir Illah Sailah MS mengatakan KKN Tematik tahun ini akan diselenggarakan pada tanggal 11 sampai dengan 24 Maret 2019 di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat.
KKN yang bernilai satu satuan kredit semester (SKS) akan memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa, serta menyiapkan praktik soft skill bidang kepemimpinan dan komunikasi sosial, bagi mahasiswa, serta menjadikan mahasiswa agen inovasi dan transformasi.
Editor: Agung DH