tirto.id - LSI Denny JA mencatat angka tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo masih tinggi, mencapai 76,2 persen. Selain itu, perolehan kepuasan Jokowi lebih banyak berpengaruh untuk bakal capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto daripada Ganjar Pranowo yang diusung PDIP.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, meski akan turun sekitar 7 bulan mendatang, tapi angka kepuasan terhadap Jokowi masih di atas 70 persen. “Tingkat kepuasan Pak Jokowi masih relatif tinggi, di atas 70 persen, tepatnya di angka 76,2 persen," kata Adjie dalam keterangan, Selasa (20/6/2023).
Adjie menambahkan, jika ditilik lebih jauh, publik puas di 8 sektor saat era Jokowi, yakni ekonomi (60,1 persen), politik (56,4 persen), keamanan (78,9 persen), penegakan hukum (64,5 persen), sosial budaya (86,6 persen), internasional (73,1 persen), menyediakan sembako (61,4 persen) dan kesejahteraan PNS (58,3 persen).
Sementara angka ketidakpuasan terhadap Jokowi hanya 22,4 persen. Angka ketidakpuasan tinggi dalam masalah membuka lapangan pekerjaan (55,3 persen), pengurangan kemiskinan (52 persen) dan kesejahteraan petani, buruh dan nelayan (46,9 persen).
Adjie menambahkan, angka kepuasan pemerintahan Jokowi bergeser ke Prabowo Subianto daripada dua bacapres lain, yakni Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
“Dari 3 nama yang kita simulasikan, mereka yang puas terhadap Jokowi yang angkanya 76,2 persen ternyata mayoritas mendukung Pak Prabowo. Angkanya 39,5 persen, Pak Ganjar 38,7 persen," kata Adjie.
Sedangkan angka ketidakpuasan Jokowi lari paling banyak ke Anies Baswedan dengan angka 44,1 persen. Kemudian lari ke Prabowo (20,5 persen) dan Ganjar (16,2 persen).
Jika disimulasikan head to head antara Ganjar dan Anies, angka suka lari ke Ganjar sebesar 57,3 persen, sementara ke Anies sebesar 25,3 persen. Mereka yang tidak suka Jokowi paling tinggi lari ke Anies (59,8 persen) dan ke Ganjar di bawah 20 persen (19,6 persen).
Jika head to head Anies-Prabowo, suara yang mayoritas puas lari ke Prabowo (55,3 persen) sementara penolak akan lari ke Anies (50,8 persen). Di sisi lain, jika head to head antara Ganjar dan Prabowo, Prabowo menang dengan suara yang puas dengan pemerintahan Jokowi (43,3 persen) dan pihak yang tidak puas dengan Jokowi (43,8 persen).
Dalam kesimpulan, suara kepuasan publik kepada pemerintahan Jokowi mulai geser dari Ganjar yang sebelumnya pada Januari 2023 sebesar 53,2 persen, kemudian Maret 2023 berada di angka 47,8 persen mulai bergeser ke Prabowo. Per Juni 2023, Prabowo mengantongi 43,3 persen atau lebih tinggi sedikit daripada Ganjar yang hanya 42,3 persen.
Adjie mengatakan, faktor pergeseran suara tingkat kepuasan Jokowi kepada Prabowo akibat sejumlah faktor. Ia mencontohkan mengapa pemilih yang suka Presiden Jokowi lebih suka ke Prabowo karena faktor asosiasi lewat gimick-gimick.
Ia menilai ada beberapa faktor berkaitan kinerja Jokowi yang berujung bergeser ke Prabowo. Pertama adalah intensitas pertemuan Prabowo-Jokowi yang tinggi. Kedua adalah sinyal restu Jokowi ke Prabowo memicu coattail effect kesuksesan pemerintahan Jokowi. Kemudian, hal itu didorong pernyataan eks Walikota Solo itu di depan relawan tentang pemimpin berani dan tegas yang kerap diasosiasikan ke Prabowo.
“Kemudian dibanding Pak Ganjar, kan, Pak Prabowo juga masuk pemerintahan Pak Jokowi sebagai menteri, menteri pertahanan. Jadi memang asosiasinya lebih kuat aja ya. Artinya itu menjadi satu nilai tambah buat Pak Prabowo dibanding Pak Ganjar," kata Adjie.
Survei LSI Denny JA ini dilakukan pada 30 Mei 2023 hingga 12 Juni 2023 terhadap 1.200 responden. Teknik wawancara dilakukan dengan tatap muka berbasis kuesioner dan metode sampling dilakukan denga cara multi-stage random sampling dengan angka margin of error 2,9 persen.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz