tirto.id - Peristiwa longsor sampah di Uganda menewaskan setidaknya 23 orang. Insiden yang terjadi di ibu kota Uganda, Kampala, telah menyita perhatian masyarakat global, apa pemicunya?
Melansir dari Inquirer, pejabat pemerintah Kota Kampala mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat insiden longsor sampah yang terjadi, pada Sabtu (10/8/2024), terus meningkat.
“Jumlah korban tewas terakhir yang dikonfirmasi adalah 23 orang,” kata juru bicara pemerintah kota Kampala Daniel Nuweabine, seperti yang dikutip dari Agence France-Presse, Selasa (13/8/2024).
Dia menambahkan bahwa pencarian korban selamat masih terus berlangsung. Menurut komisaris penduduk Kampala Yasin Ndidde, mengatakan bahwa jumlah korban insiden ini termasuk lima anak-anak.
Adapun dalam laporan Reuters, Minggu (11/8/2024), juru bicara polisi Patrick Onyango, menyebutkan setidaknya 14 orang telah berhasil diselamatkan. Namun, dia menyatakan bahwa masih banyak korban lain yang kemungkinan terjebak, tetapi jumlah pastinya belum diketahui.
Walikota Erias Lukwago menggambarkan peritsiwa ini sebagai "bencana nasional." Dia memperingatkan akhir pekan lalu bahwa "masih banyak yang mungkin terkubur di dalam timbunan karena operasi penyelamatan masih berlangsung."
Di sisi lain, Presiden Yoweri Museveni menyatakan bahwa ia telah memerintahkan pasukan khusus militer untuk membantu dalam operasi pencarian dan penyelamatan. Ia juga menuntut penjelasan mengenai siapa yang mengizinkan orang-orang tinggal di dekat "gundukan sampah yang berpotensi membahayakan dan berbahaya."
Lokasi Longsor Sampah di Uganda
Dilansir dari Reuters, lokasi longsor sampah di Uganda terjadi di tempat pembuangan sampah yang dikenal sebagai Kiteezi. Lokasi ini telah menjadi satu-satunya tempat pembuangan sampah di Kampala selama beberapa dekade dan telah berubah menjadi sebuah bukit besar.
Mengutip Inquirer, tempat pembuangan sampah ini mencakup area seluas 36 acre (14 hektar). Tempat pembuangan sampah ini didirikan pada tahun 1996 dan telah menampung hampir semua sampah yang dikumpulkan di seluruh Kampala.
Penduduk setempat sudah lama mengeluhkan pencemaran limbah berbahaya yang merusak lingkungan dan mengancam keselamatan mereka. Pihak otoritas kota pun telah bertahun-tahun membangun lokasi TPA yang baru namun hingga kini belum ada kemajuan.
Penyebab Longsor Sampah di Uganda
Melansir dari ABC News, longsor sampah di Uganda dipicu oleh hujan deras dalam beberapa minggu terakhir. Bermula dari ini, gundukan besar sampah sebagai satu-satunya tempat pembuangan sampah di Kampala ambruk pada Jumat (9/8/2024) malam.
Longsoran itu, lantas menghancurkan dan mengubur rumah-rumah di tepi lokasi tempat pembuangan sampah saat penduduk setempat sedang tidur.
Sementara itu, rincian pasti tentang kejadian ini masih belum jelas. Namun, pihak otoritas kota menyebut bahwa ada kegagalan struktural pada tumpukan sampah.
Tempat pembuangan sampah Kiteezi merupakan pembuangan sampah luas di daerah miskin yang setiap hari menerima ratusan truk sampah. Selama beberapa dekade tempat ini telah menjadi satu-satunya lokasi pembuangan sampah di Kampala.
Pemerintah kota telah bermaksud menonaktifkan lokasi pembuangan sampah Kiteezi sejak menyatakan penuh pada beberapa tahun lalu. Otoritas setempat telah membangun tempat pembuangan sampah baru sejak 2016, namun hingga kini masih belum ada kemajuan.
Sementara itu, laporan Reuters menyebutkan bahwa insiden serupa pernah terjadi di berbagai lokasi lain di Afrika. Rata-rata insiden disebabkan oleh pengelolaan tumpukan sampah kota yang buruk.
Pada tahun 2017, longsor sampah di Addis Ababa, Ethiopia, menewaskan setidaknya 115 orang. Sementara itu, insiden serupa di Maputo, Mozambik, pada tahun 2018 mengakibatkan sedikitnya 17 orang tewas.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yonada Nancy & Iswara N Raditya