tirto.id - Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Ego Syarial mengingatkan agar masyarakat mewaspadai bencana longsor selama bulan Maret 2017. Masa puncak musim hujan belum usai di bulan ini sehingga potensi gerakan tanah di sebagian kawasan masih besar.
Ego menerangkan, menurut perkiraan Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian ESDM, potensi longsor meluas di sebagian kawasan Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Papua. Kasus gerakan tanah diperkirakan dominan terjadi di wilayah timur Indonesia.
“Kejadian gerakan tanah masih mungkin terjadi di (sebagian) wilayah Indonesia. Gerakan tanah berupa tanah longsor terjadi disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dengan durasi lama, sifat tanah yang gembur dan bebannya bertambah bila terkena hujan serta banyak drainase yang buruk,” kata Ego pada Sabtu (4/3/2017) sebagaimana dilansir laman Kementerian ESDM, esdm.go.id.
Ia mencontohkan kasus longsor di Cianjur, Jawa Barat dan Kulon Progo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu terjadi akibat curah hujan yang tinggi di daerah bertanah gembur.
"Longsor itu (di Kulon Progo) berawal dari hujan deras pada Rabu (1 Maret 2017) yang menyebabkan tebing setinggi 30 meter di tepi jalan utama longsor. Material longsor berupa tanah, bebatuan, dan pohon berukuran besar menutup landasan jalan utama. Saat terjadi longsor kondisi jalan cukup lengang sehingga tidak ada korban jiwa atau materi. Longsor terjadi perlahan, material batu dan tanah berjatuhan dari atas tebing. Selang beberapa saat pohon berukuran sedang yang ada di bagian atas tebing ambruk dan menutup badan jalan," kata Ego.
Menurut Ego, hingga kini, bencana longsor di Indonesia masih menjadi kasus yang paling banyak menimbulkan ancaman ke korban jiwa. Ancamannya lebih besar ketimbang jenis bencana gempa bumi dan erupsi gunung berapi.
Ego mencatat, berdasar data Badan Geologi, Jawa Barat merupakan wilayah yang paling rentan mengalami bencana longsor karena memiliki banyak wilayah berupa lereng perbukitan dan pegunungan, sifat tanahnya sensitif terhadap air dan daratannya berada di atas pertemuan tiga lempeng bumi yang terus bergerak.
Wilayah di Jawa Barat yang paling rentan longsor itu antara lain, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten sukabumi.
Sementara itu, bencana banjir juga masih melanda sebagian kawasan. Kabar terbaru, Dinas Sosial Provinsi Riau menyatakan sebanyak 2.469 rumah di lima kabupaten di kawasan tersebut terendam setelah ada peningkatan curah hujan dalam beberapa hari terakhir.
"Hingga Jumat (3 Maret 2017) pukul 24.00 WIB, bencana banjir terdata di Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hulu, Kampar, Kuantan Singingi dan Rokan Hulu," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau, Syarifudin di Pekanbaru, pada Sabtu (4/3/2017) sebagaimana dikutip Antara.
Banjir di Riau kali ini, menurut Syarifudin, memaksa membawa dampak langsung terhadap sekitar 10.391 jiwa. Sebagian di antara warga terdampak banjir itu terpaksa mengungsi dari rumahnya.
Banjir di Riau berpotensi terus meluas menyusul meningkatnya curah hujan di wilayah Sumatera Barat hingga menyebabkan banjir dan longsor di Kabupaten Lima Puluh Kota. BPBD Riau memperkirakan sejumlah daerah di Riau, seperti Kabupaten Kampar dan Pelalawan, berpotensi mendapat banjir kiriman dari Sumatera Barat.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom