tirto.id - Lagu “Sluku-sluku Bathok” merupakan lagu daerah yang berasal dari Jawa Tengah. Sluku-sluku Bathok identik dengan anak-anak sehingga dapat dikatakan lagu ini termasuk dalam tembang dolanan.
Sebagaimana dikutip dari studi yang berjudul “Nilai Karakter Islami dalam Lirik Lagu Sluku-Sluku Bathok”, lagu Sluku-Sluku Bathok merupakan karya seni peninggalan Sunan Kalijaga yang mengubah peradaban budaya masyarakat jawa. Lagu ini digunakan oleh Sunan Kalijaga sebagai media menyebarkan dakwah Islam di tanah Jawa.
Syair yang terkandung dalam Sluku-sluku Bathok mengandung makna filosofis tentang kehidupan masyarakat Jawa dan ajaran Islam. Dikarenakan lagu ini erat dengan anak-anak, maka secara tidak langsung Sluku-sluku Bathok mampu mengenalkan mereka pada ajaran agama.
Anak-anak seharusnya menikmati lagu sesuai dengan usianya. Apalagi masa anak-anak merupakan golden age sehingga mereka dapat dengan mudah merekam dan meniru hal-hal yang ada di sekitarnya.
Umumnya lagu daerah mencerminkan budaya dan nilai-nilai luhur masyarakat setempat. Mengutip dari tulisan Setiowati yang berjudul “Pembentukan Karakter Anak pada Lagu Tokecang, Jawa Barat”, lagu daerah memiliki makna yang sarat akan pesan moral kehidupan sehari-hari dan menunjukkan perilaku-perilaku yang positif.
Lagu daerah dengan kandungan makna positif dapat menjadi salah satu strategi untuk membantu membentuk karakter anak. Banyak karakter positif yang terkandung dalam lagu daerah, seperti karakter mengenal arti keagamaan, arti kerjasama, arti kepedulian, arti dari kepatuhan, kesopanan, dan kedisiplinan.
Lirik dan Makna Lagu Sluku-sluku Bathok
Sluku-sluku Bathok memiliki alunan irama yang ceria dan sering kali diajarkan sebagai tembang dolanan anak. Berikut merupakan lirik lagu Sluku-sluku Bathok:
Sluku-sluku Bathok
Sluku-sluku bathok
Bathoke ela-elo
Si Rama menyang Solo
Leh olehe payung mutho
Mak jentit lho-lho lobah
Wong mati ora obah
Yen obah medeni bocah
Yen urip goleka duwit
Makna Lagu Sluku-Sluku Batok
Lagu ini lekat dengan nilai-nilai Islam yang sengaja dimasukkan oleh Sunan Kalijaga sebagai strategi mengenalkan Islam di tanah Jawa. Bahasa yang digunakan dalam lirik Sluku-sluku Bathok tergolong sederhana dan langsung dapat dipahami.
Meskipun hadir dalam alunan yang ceria, ternyata lagu ini menyebutkan tentang orang yang meninggal, yakni pada lirik ‘wong mati ora obah’. Lirik ini langsung dapat dipahami karena menggunakan bahasa Jawa ngoko yang sederhana.
Arti dari lirik tersebut adalah ‘orang meninggal tidak bergerak’. Sunan Kalijaga hendak menyampaikan bahwa sejatinya orang yang meninggal tidak dapat melakukan apa-apa. Bahkan bergerak saja tidak bisa.
Selanjutnya Sunan Kalijaga dalam liriknya menyebutkan ‘yen obah medeni bocah’ atau ‘jika bergerak membuat anak kecil takut’. Lirik ini menyampaikan perumpamaan apabila orang yang meninggal mampu bergerak, maka pasti akan membuat anak kecil takut.
Setelah itu, lirik berlanjut pada ‘yen urip goleko duwit’ yang berarti ‘jika hidup carilah uang’. Lirik ini dapat dimaknai bahwa sejatinya salah satu aktivitas utama dari manusia adalah mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Yulaika Ramadhani