tirto.id - Jembatan Merah merupakan salah satu lagu nasional yang diciptakan oleh Gesang.
Terinspirasi dari sebuah jembatan yang ada di Surabaya, lagu ini sarat dengan nuansa perjuangan di zaman kemerdekaan.
Gesang Martohartono adalah seorang penyanyi sekaligus pencipta lagu yang berasal dari Solo.
Ia juga dikenal sebagai maestro keroncong yang sudah menciptakan sejumlah lagu yang tak hanya terkenal di Indonesia, tapi juga sampai ke mancanegara.
Gesang pernah menciptakan lagu Bengawan Solo yang begitu melegenda sampai sekarang.
Sedangkan lagu Jembatan Merah merupakan salah satu karya terbaik Gesang yang sampai saat ini masih sering didengarkan banyak orang.
Lagu Jembatan Merah diciptakan oleh Gesang pada tahun 1943, sekitar 2 tahun sebelum meledaknya Pertempuran Surabaya.
Berdasarkan buku "Gesang Mengalir Meluap Sampai Jauh", ada fakta unik di balik penciptaan lagu Jembatan Merah. Gesang saat itu menjadi penyanyi dalam sebuah tonil atau sandiwara keliling.
Gesang kemudian disuruh untuk menciptakan lagu tentang sebuah jembatan yang terkenal di Surabaya, yaitu Jembatan Merah.
Gesang pun tertarik karena mengira jembatan buatan Belanda pastilah sangat bagus, kokoh, dan pantas diabadikan dalam sebuah lagu.
Namun saat Gesang mengunjungi jembatan tersebut, ia terkejut karena jembatan itu jauh dari kata megah, bahkan tidak berwarna merah.
Jembatan itu kecil, tersembunyi di antara semak, dan ada gelandangan di bawah kolongnya. Tapi Gesang tetap saja berusaha menciptakan lagu dan menuliskan lirik berdasarkan imajinasinya hingga terciptalah Jembatan Merah
Makna & Lirik Lagu Jembatan Merah Ciptaan Gesang
Lagu Jembatan Merah bercerita tentang seorang wanita yang ditinggal pergi kekasihnya yang harus bertempur di medan perang.
Jembatan merah pun menjadi saksi perpisahan mereka. Sayang, meski sang wanita terus menanti, kekasihnya tak pernah kembali.
Berikut lirik lagu Jembatan Merah yang diciptakan Gesang:
Jembatan merah sungguh indah
Berpagar gedung megah
Sepanjang hari yang melintasi silih berganti
Mengenang susah hati patah
Ingat jaman berpisah
Kekasih pergi sehingga kini belum kembali
Biar jembatan merah, seandainya patah
Aku pun bersumpah
Akan kunanti dia disini, bertemu lagi
Tentang Jembatan Merah di Surabaya
Dilansir buku Aneka Ragam Khas Jawa Timur, kawasan di sekitar Jembatan Merah adalah daerah perniagaan yang cukup berkembang di zaman VOC.
Sedangkan Jembatan Merah adalah jalan penghubung yang sangat penting untuk melewati Kalimas menuju Gedung Karesidenan Surabaya.
Pada tahun 1890, jembatan ini direnovasi dan pagar pembatasnya yang terbuat dari kayu diganti dengan besi. Sejak saat itu Jembatan Merah tidak terlalu banyak mengalami perubahan.
Jika dikaitkan dengan peristiwa sejarah, Jembatan Merah memang memiliki nilai historis yang tinggi. Brigadir Jenderal Mallaby dari Britania diketahui tewas di wilayah sekitar Jembatan Merah pada 30 Oktober 1945.
Kematian Mallaby inilah yang memicu terjadinya Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Bahkan, Jembatan Merah dijadikan salah satu tempat pertahanan arek-arek Suroboyo dalam melawan penjajah.
Saat ini, Jembatan Merah menjadi salah satu destinasi wisata bernilai sejarah sekaligus ikon Kota Surabaya. Lagunya pun terus diperdengarkan untuk mengenang perjuangan para pahlawan dalam memperebutkan kemerdekaan.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Dhita Koesno