tirto.id - Sang Bango adalah lagu dari daerah Jakarta yang menggunakan bahasa Betawi.
Mungkin judul lagunya tidak terlalu dikenal namun jika mendengar irama dan liriknya, maka sudah pasti orang-orang mengenalinya.
Lagu daerah adalah lagu khas dari daerah tertentu yang biasanya memakai bahasa dan musik dari wilayah tersebut.
Menurut Malatu, lagu daerah merupakan lagu yang berasal dari suatu daerah yang kemudian populer dan sering dinyanyikan oleh masyarakat di daerah tersebut dan bahkan sampai dinyanyikan oleh masyarakat umum.
Lagu-lagu daerah di Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan semata melainkan juga bisa digunakan untuk upacara-upacara adat atau keagamaan, pengiring pertunjukan atau permainan tradisional, serta bisa juga sebagai media berkomunikasi.
Setyobudi, dkk, menjelaskan bahwa lagu daerah disebut juga dengan lagu rakyat sebab sering digunakan oleh rakyat sebagai media hiburan mereka.
Lagu daerah juga memiliki ciri serta karakter tersendiri yang kerap berbeda dengan daerah lainnya.
Berikut ini lirik lagu daerah Sang Bango yang berasal dari DKI Jakarta.
Lirik Lagu Daerah Sang Bango
Sang Bango, eh Sang Bango
Kenape elu, elu delak-delok aje?
Mangkenye aye, aye delak-delok
Sang Kodok, eh, kerak-kerok
Sang Kodok, eh eh eh Sang Kodok
Kenape elu kerak-kerok aje?
Mangkenye aye kerak-kerok aje
Orang-orang eh pade ngorok
Bang Orang eh eh eh Bang orang
Kenape elu elu pada ngorok
Bang Orang, eh, eh, eh Bang Orang
Kenape elu, elu pade ngorok?
Mengkenye aye, aye pade ngorok
Sang Kodok kerak-kerok
Mengkenye aye, aye pade ngorok
Sang Kodok, eh kerak-kerok
Makna Lagu Daerah “Sang Bango”
Lagu Sang Bango dari Benyamin Sueb ini menceritakan tentang momen saling menyalahkan antara Sang Bango, Sang Kodok, dan Bang Orang.
Sang Bango yang dalam lagu tersebut “delak-delok”, menyalahkan Sang Kodok yang “kerak-kerok”.
Sang Kodok yang tidak mau disalahkan atas apa yang dia lakukan, kemudian menyalahkan Bang Orang dan Bang Orang juga tidak mau disalahkan lalu menyalahkan Sang Kodok lagi.
Peristiwa saling menyalahkan tersebut sebenarnya sering terjadi di masyarakat. Orang-orang cenderung mencari kambing hitam atas apa yang diperbuatnya padahal seharusnya hal tersebut tidak perlu dilakukan dan lebih baik saling introspeksi diri.
Dalam sebuah penelitian, introspeksi diri mampu membuat kecerdasan emosional meningkat.
Mengevaluasi diri atas perbuatan yang telah dilakukan akan membuat proses mengenal dan menghargai diri sendiri menjadi lebih mudah.
Introspeksi diri juga mampu membuat seseorang lebih mudah memahami makna yang tersimpan pada sebuah masalah yang kemudian akan membuat penyelesaian terhadap hal tersebut menjadi lebih bijak.
Selain itu, introspeksi diri juga akan membuat seseorang lebih mampu mengendalikan dirinya, lebih empati serta toleran, dan bertanggung jawab.
Beberapa hal tersebut kemudian berdampak pada terjalinnya komunikasi dan hubungan yang lebih baik dan akan lebih dipercaya oleh orang lain.
Penulis: Fajri Ramdhan
Editor: Dhita Koesno