Menuju konten utama

LIPI Nilai Kedua Cawapres Tak Tawarkan Program Baru Soal Kesehatan

LIPI menilai pada Debat Pilpres Ketiga kemarin, kedua cawapres, baik nomor 01 Ma'ruf Amin maupun 02 Sandiaga Uno tak menawarkan program yang baru di bidang kesehatan.

LIPI Nilai Kedua Cawapres Tak Tawarkan Program Baru Soal Kesehatan
Cawapres nomor urut 01 K.H. Ma'ruf Amin (kiri) berjabat tangan dengan Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno (kanan) saat mengikuti Debat Capres Putaran Ketiga di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

tirto.id - Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) menilai pada Debat Pilpres Ketiga kemarin, kedua cawapres, baik nomor 01 Ma'ruf Amin maupun 02 Sandiaga Uno tak menawarkan program yang baru di bidang kesehatan.

"Menurut saya kemarin tema kesehatan dari kedua cawapres menawarkan [program] tidak ada yang baru," kata Peneliti Puslit Kependudukan, Puguh Prasetyoputra saat di Kantor LIPI, Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2019).

Puguh mencontohkan seperti program cawapres 01, Ma'ruf yang menawarkan program Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) untuk melakukan perbaikan pada pusat-pusat kesehatan, agar dapat mewujudkan terjadinya pemerataan kesehatan.

Cawapres nomor urut 02, Sandi yang menjanjikan pada dua ratus hari pertama akan mencari tahu permasalahan yang ada di BPJS Kesehatan.

Menurutnya, gagasan yang ditawarkan oleh kedua cawapres tersebut merupakan program yang sudah ada, dengan memperbaiki permasalahan dan memperluas cakupannya.

"Terkait stunting [masalah gizi], keduanya akan meneruskan program yang sudah ada. Seperti Program Keluarga Harapan [PKH], Germas, [hanya] meneruskan dan memperbesar cangkupannya," kata Puguh.

Oleh karena itu, Puguh meminta kepada kedua cawapres yang masih menggunakan program tersebut. Jika nanti terpilih, harus melakukan evaluasi dampak dari program yang sudah dijalankan.

"Kalau bagus dilanjutkan, kalau kurang diperbaiki," terangnya.

Puguh menjelaskan, terutama mengevaluasi program kesehatan yang ada di daerah-daerah. Karena ia melihat selama ini sistem kesehatan Indonesia terdesentralisasi, sehingga, menurutnya, sistem kesehatan yang di rancang di pusat, belum tentu baik di daerah.

"Ini terkait dengan komitmen kepala daerah yang berbeda-beda. Kapasitas daerah tersebut itu juga berbeda-beda. Ini yang harus diperhatikan, termasuk Germas," pungkasnya.

Akan tetapi, jika nanti menemukan program baru yang lebih bagus, lanjut Puguh. Dapat membuat program kesehatan baru agar lebih baik lagi ke depannya.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAWAPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri