Menuju konten utama

Lima Pendiri PAN Tulis Surat Terbuka Minta Amien Rais Mundur

Amien Rais diminta mundur dari jabatannya di PAN oleh lima tokoh pendiri partai tersebut.

Lima Pendiri PAN Tulis Surat Terbuka Minta Amien Rais Mundur
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan sebelum menjalani pemeriksaan di Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (10/10/2018). ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc/18.

tirto.id - Lima pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) menuliskan surat terbuka yang ditujukan kepada Amien Rais, pendiri PAN yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan partai tersebut.

Kelima orang itu ialah Abdillah Toha, kini penasihat Wakil Presiden; advokat senior Albert Hasibuan, sastrawan dan jurnalis senior Goenawan Mohamad, penyair dan tokoh budaya Toety Heraty, dan Zumrotin.

Dalam suratnya, lima orang pendiri PAN ini merasa bertanggung jawab untuk mengingatkan Amien Rais sesuai dengan komitmennya saat mendirikan PAN.

Menurut kelima pendiri partai tersebut, PAN adalah partai reformasi yang menjunjung tiggi kebebasan berpendapat dan menegakkan demokrasi setelah 32 tahun berada di masa Orde Baru yang dianggap sangat otoriter. Amien Rais juga diingatkan mereka bahwa PAN merupakan partai yang berasaskan Pancasila dengan landasan nilai-nilai moral kemanusiaan dan agama.

"PAN adalah sebuah partai modern yang bersih dari noda-noda Orde Baru dan bertujuan menciptakan kemajuan bagi bangsa," demikian tertulis dalam surat terbuka yang diterima Tirto, Rabu (26/12/2018).

Dalam surat itu juga dinyatakan bahwa PAN adalah partai terbuka dan inklusif yang memelihara kemajemukan bangsa dan tidak memosisikan diri sebagai wakil golongan tertentu.

PAN juga dinyatakan sebagai partai yang percaya dan mendukung bahwa setiap warga negara berstatus kedudukan yang sama di depan hukum dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara, tidak mengenal pengertian mayoritas atau minoritas.

Lima orang ini kemudian menganggap Amien Rais telah melakukan manuver politik yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip itu. Mereka merasa tak sejalannya Amien Rais itu sejak Amien mundur dari posisi Ketua Umum PAN.

Pada surat terbuka tersebut dijelaskan, beberapa pertimbangan sebagai dasar untuk mengingatkan Amien Rais yang sudah tak sejalan. Mulai dari tidak menumbuhkan kerukunan bangsa melalui pernyataannya, dianggap menjadikan agama sebagai alat politik untuk mencapai tujuan meraih kekuasaan, gagal mencerdaskan bangsa dengan ikut mengeruhkan suasana dalam negeri dalam menyebarkan berita yang jauh dari kebenaran tentang kebangkitan PKI di negeri kita.

Amien juga dianggap berat untuk menyerahkan kepemimpinan PAN kepada generasi berikutnya, padahal ia sudah tak berada dalam struktur utama PAN.

"Atas dasar pertimbangan semua itu, kami sebagai bagian dari pendiri PAN yang bersama saudara saat itu meyakini prinsip-prinsip yang akan kita perjuangkan bersama, menyampaikan surat terbuka ini sebagai pengingat dari sesama kawan," tulis dalam surat tersebut.

"Untuk itu barangkali sudah saatnya Saudara mengundurkan diri dari kiprah politik praktis sehari-hari, menyerahkan PAN sepenuhnya ke tangan generasi penerus, dan menempatkan diri Saudara sebagai penjaga moral dan keadaban bangsa serta memberikan arah jangka panjang bagi kesejahteraan dan kemajuan negeri kita," tambahnya.

Goenawan Mohammad saat dikonfirmasi membenarkan adanya surat terbuka tersebut. Ia menyebut surat tersebut ditulis oleh Abdillah Toha.

"Benar dari kami tapi bukan saya yang menulis," ujar Goenawan saat dihubungi di Jakarta, Rabu (26/12/2018).

Goenawan menegaskan bahwa semua nama yang ada dalam surat tersebut menyatakan keprihatinanmya.

"Kami semua memang menyatakan itu," tegasnya.

Baca juga artikel terkait PAN atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Maya Saputri