tirto.id - Tak hanya Samsung dan Huawei, Lenovo juga berkompetisi dalam bisnis device dengan layar yang dapat dilipat. Bedanya, Samsung dan Huawei mewujudkannya melalui ponsel, perangkat Lenovo berupa laptop.
Laptop Lenovo dengan layar lipat ini diklaim perusahaan jadi yang pertama di dunia dan akan dipasarkan pada 2020 mendatang. Saat ini, statusnya masih purwarupa yang diperkenalkan pada Senin (13/5/2019). Lenovo juga belum memberi nama untuk laptopnya itu.
Lenovo tak banyak mengungkap informasi laptop yang masuk dalam jajaran lini ThinkPad X1 ini. Dalam siaran persnya, Lenovo menyebut bahwa laptop tersebut menggunakan panel OLED berukuran 13,3 inci.
Masih dari panel, laptop ini memiliki resolusi 2K atau 1.920 x 1.080 piksel dengan aspek rasio layar 4:3. Laptop ini menjalankan sistem operasi Windows dengan prosesor Intel.
Saat laptop ini dibuka, penggunanya dapat menggunakan seluruh layarnya seperti perangkat tablet. Saat ditekuk, dapat dipakai layaknya laptop reguler dengan bagian atas sebagai layar dan bawah untuk keyboard.
Menurut The Verge, laptop ini juga dicertai case dengan sebuah pen atau stylus dari Wacom. Sistem operasinya diketahui Windows 10 dan salah satu port-nya mendukung USB Type-C.
Rencana Lenovo akan memasarkan perangkat ini pada tahun depat jauh lebih cepat dari perkiraan Intel, yang memrediksi teknologi laptop dengan layar lipat bakal hadir dua tahun lagi.
Argumennya, perusahaan mikroprosesor PC terbesar di dunia ini masih sedang mengeksplorasi teknologi layar dengan para produsen panel dan pengguna akhir.
"Sekarang sedang merintis jalan, berusaha memahami kemampuan dan keterbatasan teknologi [layar yang dapat dilipat]," kata Joshua D. Newman, General Manager Intel pada pekan lalu di sela-sela simposium Intel di Taipei dikutip Nekkei Asian Review.
Dijelaskan olehnya, Intel melihat potensi teknologi layar lipat dapat mengubah pengalaman pengguna laptop, tetapi penelitian yang mencakup elemen tepat untuk pengguna akhir masih dalam tahap awal.
Intel saat ini sedang meneliti teknologi tersebut bersama produsen panel ternama, seperti LG, Sharp, BOE, termasuk Samsung. Kesulitan pengembangan teknologi ini diestimasi membutuhkan dua tahun untuk mewujudkannya.
Meski begitu, kata Newman, tak ditutup peluang untuk mempercepat pengembangannya.
"Jika penelitian menunjukkan pengalaman pengguna yang positif, Intel dan mitra ekosistemnya akan mempercepat pengembangan produk," tutup Newman.