Menuju konten utama

Ledakan Amonium Nitrat di Beirut Lebanon Pernah Terjadi di Tianjin

Ledakan amonium nitrat di Beirut, Lebanon pernah terjadi juga di Tianjin, Cina pada 2015 dan menyebabkan ratusan orang meninggal.

Ledakan Amonium Nitrat di Beirut Lebanon Pernah Terjadi di Tianjin
Orang-orang mengungsi terluka setelah ledakan besar-besaran di Beirut, Lebanon, Selasa, 4 Agustus 2020. (Foto AP / Hassan Ammar)

tirto.id - Ledakan di Beirut, Lebanon menewaskan lebih dari 70 orang dan menyebabkan lebih dari 4.000 orang terluka pada, Selasa (4/8/2020) waktu setempat.

Setelah ledakan itu, video yang diunggah ke media sosial menunjukkan gumpalan asap merah-coklat dan tingkat kehancuran apokaliptik, mengakibatkan bangunan-bangunan rata dengan tanah.

Menurut Perdana Menteri Libanon Hassan Diab, seperti dikutip The Guardian, ledakan itu dipicu oleh lebih dari 2.700 ton amonium nitrat yang disita dan disimpan selama kurang lebih enam tahun di pelabuhan.

Ledakan amonium nitrat yang tidak disengaja telah menyebabkan sejumlah kecelakaan pada beberapa abad terakhir.

Seperti diwartakan CNet, pada 2015, ledakan yang disebabkan oleh sekitar 800 ton amonium nitrat mengguncang pelabuhan Beijing, Tianjin, dan menewaskan 173 orang.

Sebuah ledakan amonium nitrat juga bertanggung jawab atas kecelakaan industri terburuk dalam sejarah AS pada tahun 1947.

Ledakan lain terjadi pada sebuah kapal di pelabuhan Texas City, Texas yang membawa sekitar 2.300 ton amonium nitrat. Bahan kimia itu terbakar diduga karena rokok yang dibuang sembarangan dan menyebabkan serangkaian ledakan dan menewaskan 581 orang.

Di Lebanon, ada dua ledakan yang dilaporkan menghantam pelabuhan. Meskipun penyebab ledakan yang lebih besar tampaknya adalah amonium nitrat, skala kehancuran di Lebanon belum sepenuhnya dipahami dan penyelidikan akan dilakukan.

"Apa yang terjadi hari ini tidak akan terjadi tanpa pertanggungjawaban," kata Diab.

Dia juga mengumumkan, hari Rabu akan menjadi hari berkabung nasional di negara itu dan pelabuhan serta wilayah sekitarnya telah dinyatakan sebagai zona bencana.

Ledakan Amonium Nitrat dan Bahan Kimia Lain di Tianjin Cina

Dua ledakan besar di pelabuhan Tianjin, Cina utara, telah menewaskan lebih dari seratus orang, menyebabkan ratusan lainnya luka-luka dan menghancurkan banyak bangunan di kota.

Ledakan terjadi di sebuah gudang di pelabuhan yang menyimpan bahan kimia berbahaya dan mudah terbakar, termasuk kalsium karbida, natrium sianida, kalium nitrat, amonium nitrat, dan natrium nitrat.

Para pejabat bersikeras belum jelas apa yang memicu ledakan itu dan mengatakan mereka masih menyelidiki. Media Cina mengatakan, setidaknya satu anggota staf dari Tianjin Dongjiang Port Ruihai International Logistics, yang bertanggung jawab di gudang, telah ditangkap.

Sebelum ledakan, beberapa petugas pemadam kebakaran sudah berada di lokasi berusaha mengendalikan api. Namun, beberapa ahli meyakini, air yang disemprotkan ke bahan kimia justru memicu ledakan lain.

Kalsium karbida, yang diketahui ada di lokasi, bereaksi dengan air untuk menghasilkan asetilena yang sangat mudah meledak.

Pakar kimia menyatakan, ledakan asetilena bisa meledakkan bahan kimia lain untuk ledakan yang jauh lebih besar.

Pusat Jaringan Gempa Cina mengatakan, ledakan awal di sebuah kota dengan populasi sekitar 15 juta, memiliki kekuatan yang setara dengan tiga ton TNT, sedangkan yang kedua adalah setara dengan 21 ton.

Yang kedua begitu besar sehingga satelit yang mengorbit Bumi bisa mengambil citranya juga. Situs data China, Cnbeta, mempublikasikan gambar-gambar yang menunjukkan ledakan tiba-tiba.

Dampak Ledakan Tianjin Cina

Ledakan itu menghancurkan sejumlah besar barang yang disimpan di sekitar pelabuhan, Distrik Baru Binhai. Kontainer-kontainer raksasa terlempar ke udara seperti koreak api dan hancur.

Gudang logistik yang berisi beberapa ribu mobil terbakar oleh bola api. Renault mengatakan sekitar 1.500 mobilnya hancur, sementara Hyundai mengatakan memiliki sekitar 4.000 mobil di lokasi.

Gelombang ledakan sampai ke beberapa kilometer dari pelabuhan hingga daerah perumahan. Dampaknya mengguncang seluruh bangunan, menghancurkan jendela dan mencopot pintu dari engselnya.

Lebih dari 720 orang dibawa ke rumah sakit, di antaranya hampir 60 orang terluka parah atau kritis.

Beberapa ribu orang yang tinggal di dekat pelabuhan harus meninggalkan rumah mereka, dan mengungsi di sekolah-sekolah atau gedung yang masih berdiri.

Lebih dari 1.000 petugas pemadam kebakaran dikirim ke lokasi kejadian untuk memadamkan api. Selain itu, lebih dari 200 ahli kimia dan biologi dari militer ada di lokasi kejadian.

Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang telah berjanji untuk mengadakan penyelidikan menyeluruh dan memastikan "pengungkapan informasi yang terbuka dan transparan kepada publik".

Cina juga telah memerintahkan pemeriksaan nasional terhadap bahan kimia berbahaya dan bahan peledak.

Sekitar 700 ton natrium sianida ditemukan di lokasi. Bahan kimia ini larut dalam air dan, ketika dilarutkan atau dibakar, ia melepaskan gas hidrogen sianida yang sangat beracun.

Pihak berwenang telah mengonfirmasi, tiga stasiun pemantauan pembuangan air limbah di dalam area yang dievakuasi melihat tingkat sianida yang berlebihan, dengan satu stasiun mencatat level 27,4 kali dari batas normal.

Namun, ketika itu pihak berwenang bersikeras polutan tersebut tidak berisiko menyebar di luar area yang dievakuasi, demikian seperti diwartakan BBC.com.

Baca juga artikel terkait LEDAKAN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Yantina Debora