tirto.id - Layanan Google terganggu lantaran adanya "pembajakan" lalu lintas internet pada Senin (12/11/2018) waktu AS. Layanan Google yang terganggu misalnya mesin pencarian, cloud-hosting dan G Suite yang menjadi alat kolaborasi bisnis.
Mengutip laporan AP News, Selasa (13/11/2018), terganggunya layanan Google karena adanya rerouted data melalui Rusia dan Cina. Gangguan layanan Google berlangsung selama hampir dua jam dan mulai pulih pada pukul 17.30 waktu AS.
Pembajakan lalu lintas internet ini dikenal dengan pembajakan BGP atau Border Gateway Protocol. BGP adalah salah satu jenis protokol routing yang berfungsi untuk pertukaran informasi antar Autonomous System (AS).
Pembajakan itu juga berpotensi melumpuhkan layanan penting secara offline dan memfasilitasi spionase dan pencurian keuangan. Hal ini dapat terjadi baik karena kesalahan konfigurasi --kesalahan manusia-- atau adanya tindakan kejahatan.
Alex Henthorn-Iwane, seorang eksekutif di ThousandEyes, menyebut insiden ini sebagai hal terburuk dan dapat mempengaruhi Google yang berlokasi di San Francisco itu.
Dia menduga ada keterlibatan negara-negara karena lalu lintas secara efektif berada di China Telecom yang dikelola pemerintah.
Baru-baru ini terdapat studi dari Akademi Angkatan Laut AS dan sarjana Tel Aviv University yang menemukan Cina secara sistematis membajak dan mengalihkan lalu lintas internet AS.
Meski demikian, pihak Google dalam pernyataannya membantah bahwa pembajakan lalu lintas ini berbahaya. Namun Google tak menjelaskan secara rinci terkait pembajakan itu.
Keyakinan Google itu mungkin karena sebagian besar lalu lintas jaringan ke layanan Google --94 persen per 27 Oktober-- telah dienkripsi. Hal ini diyakini dapat melindunginya dari mata-mata yang mengintai meskipun adanya pengalihan lalu lintas internet.
ThousandEyes menyebut perusahaan yang terlibat dalam insiden pengalihan lalu lintas internet itu, selain China Telecom yakni Rusia Transtelecom dan ISP Nigeria MainOne.
Editor: Yantina Debora