tirto.id - Andrea Pirlo resmi menjabat pelatih kepala Juventus menggantikan Maurizio Sarri. Eks maestro lini tengah Si Nyonya Tua itu dikontrak dua tahun. Sarri dipecat usai Juventus disingkirkan Olympique Lyonnais di babak 16 Besar Liga Champions.
"Andrea Pirlo adalah pelatih Juventus yang baru. Berusia 41 tahun dan lahir di Flero, Brescia, Pirlo menorehkan karier legendaris sebagai pemain yang membawanya memenangkan apa pun, mulai dari Liga Champions ke Piala Dunia 2006. Dalam empat tahun pengabdiannya di lini tengah Juventus, Pirlo memenangkan titel liga sebanyak mungkin [empat], satu Coppa Italia dan dua Piala Super Italia," tulis pernyataan di laman resmi Juventus.
Pirlo Belum Punya Pengalaman Melatih
Penunjukkan Pirlo terhitung cukup mengejutkan karena eks pemain AC Milan itu belum punya pengalaman melatih. Di Juventus, Pirlo baru saja ditunjuk sebagai pelatih U-23 pada 30 Juli lalu. Usai Sarri dipecat, mantan pemain yang identik dengan nomor punggung 21 itu langsung dipomosikan sebagai pelatih tim utama.
Pirlo sendiri baru menempuh pendidikan kepelatihan pada Agustus 2019 lalu. Gelandang yang pensiun di New York City ini berhasil meraih lisensi UEFA Pro.
Pirlo dipandang sebagai sosok tepat oleh manajemen Juventus meskipun tak punya pengalaman melatih. Kepercayaan terhadap Pirlo pun kemungkinan besar dipengaruhi faktor kecerdasan yang ditampilkannya sebagai pemain. Sebelum pensiun, Pirlo dikenal sebagai gelandang cerdas yang piawai mengarutur serangan.
Pemain yang dibina Brescia tersebut membela Juventus sejak 2011-2015. Sejak kedatangan Pirlo, Si Nyonya Tua berhasil meraih scudetto setelah sembilan tahun puasa gelar Serie A. Setelah itu, Juventus pun berhasil mempertahankan gelar Serie A hingga sembilan kali beruntun pada 2019/2020 ini.
Pirlo Punya Potensi Mengikuti Jejak Senior
Pirlo diharapkan mampu mengikuti eks gelandang Juventus lain yang sukses sebagai pelatih seperti Didier Deschamps, Zinedine Zidane, dan Antonio Conte. Tiga pelatih top ini tercatat sempat berkarier sebagai gelandang di Juventus. Namun, bedanya, ketiganya membangun karier kepelatihan sebelum ditunjuk menangani klub besar.
Deschamps memulai karier kepelatihan dengan menangani AS Monaco pada 2001. Sebelum meraih juara Piala Dunia bersama timnas Perancis, pelatih berusia 51 tahun ini sempat menangani Juventus saat terdegradasi ke Serie B pada 2006/2007. Deschamps sukses membawa Juventus promosi ke Serie A usai dihukum akibat skandal calciopoli.
Sementara itu, Zidane memperoleh pengalaman melatih di tim U17 Real Madrid dan Castilla. Sebelum meraih Liga Champions tiga kali beruntun, legenda sepak bola Perancis tersebut juga menjabat asisten manajer di tim Castilla dan Real Madrid.
Antonio Conte pun memulai karier kepelatihan sebagai asisten pelatih di AC Siena pada 2005/2006. Peraih scudetto tiga kali bersama Juventus itu kemudian melatih klub Serie B, Arezzo dan AS Bari. Conte baru mengumumkan kebolehannya ke strata tertinggi Liga Italia usai membawa Bari promosi pada 2008/2009.
Di lain sisi, Pirlo belum punya kesempatan untuk menunjukkan kapasitasnya sebagai pelatih. Jelang musim 2020/2021, kiprah eks gelandang Juventus itu menarik untuk disimak. Pirlo harus menghadapi ekspektasi tinggi untuk mempertahankan titel Serie A sekaligus memperbaiki rekor di Liga Champions.
Namun, karier awal Pirlo mendapat tantangan serius dari para rival seperti Internazionale, Atalanta, Lazio, dan AC Milan yang menunjukkan perkembangan signifikan musim ini.
Penulis: Ikhsan Abdul Hakim
Editor: Agung DH