tirto.id - Nasib sial menimpa Ryan Lagola, seorang pembeli produk anyar besutan Apple, iPhone X. Alih-alih bersenang-senang dengan iPhone X, Lagola malah harus menelan pil pahit.
“iPhone X ku mengalami masalah. Ada garis hijau sepanjang sisi kanan ponsel. Restart tidak menyelesaikan masalah. Tahu masalahnya?” ucap Lagola melalui akun Twitter miliknya @mix0mat0sis. Dalam cuitannya itu ia me-mention akun Twitter resmi pengaduan konsumen Apple, @AppleSupport.
Akun Twitter resmi pengaduan konsumen Apple pun segera merespons pengaduan yang diungkap Lagola. “Terima kasih telah meminta bantuan kami untuk mendapatkan dukungan. Kami ingin membantu Anda. Mohon DM (Direct Message) kami hingga bisa memahaminya bersama,” kicau akun Apple.
Lagola tidaklah seorang diri yang mengalami kejadian tak menyenangkan itu. Di linimasa twitter, beberapa pengguna juga mengeluhkan kasus serupa.
Kejadian ini mendapat julukan “Green Line of Death” atau GLOD. Istilah yang mengacu pada “Blue Screen of Death” alias BSOD milik sistem operasi Windows. Pada Windows, jika pengguna mengalami BSOD, ada indikasi kerusakan sistem yang fatal. Pada iPhone X, masalah yang sangat fatal merupakan penyebab hadirnya garis hijau pada produk yang baru dipasarkan mulai 3 November 2017 di 57 negara termasuk Amerika, tempat tinggal Lagola.
Davin Coldewey, kolumnis dari Techcrunch memperkirakan masalah GLOD yang dialami iPhone X terjadi atas penggunaan pola sub-piksel yang baru pada produk tersebut. Layar OLED iPhone X, mengubah tata letak sub-piksel dibandingkan lini iPhone sebelumnya.
Pada layar iPhone X, piksel berbentuk berlian dan disusun dalam grid simetris diagonal, alih-alih menyusunnya pada grid persegi panjang selayaknya iPhone terdahulu. Sehingga layar iPhone X menghasilkan pola aliasing yang berbeda. Secara sederhana, dalam grafis-grafis berbentuk kurva, layar iPhone X akan merender grafis kurva tersebut dengan lebih alami dibandingkan layar-layar sebelumnya.
Layar iPhone X menggunakan ruang warna sRGB (standard Red Green Blue). Garis hijau yang muncul merujuk apa yang dipaparkan Coldewey, diduga merupakan akibat terjadinya kesalahan listrik pada beberapa bagian ponsel. Ini menyebabkan gangguan pada sub-piksel warna hijau.
Selain GLOD, iPhone X, menurut laporan beberapa pengguna, mengalami penurunan kemampuan tatkala berada di lokasi dengan suhu dingin. Layar iPhone X tiba-tiba bisa tidak responsif. Dalam kasus ini Apple segera merespons. Bahkan segera akan merilis pembaruan perangkat lunak untuk mengantisipasinya.
"Kami menyadari hal-hal di mana layar iPhone X akan sementara tidak responsif terhadap sentuhan setelah perubahan yang cepat ke lingkungan yang dingin. Setelah beberapa detik layar akan menjadi sangat responsif lagi," ucap Apple pada USA Today. Sayangnya, untuk kasus soal GLOD Apple belum memberikan tanggapan resminya.
Namun, dalam laporan yang dimuat CNET, beberapa pemilik iPhone X yang terkena masalah GLOD mengaku memperoleh unit pengganti dari Apple. Perihal mengganti unit ini memang bukan hal aneh bagi Apple. Dalam kebijakan Apple soal "Return & Refunds Policy" Apple memberikan waktu hingga 14 hari bagi para pemilik produknya untuk mengembalikan unit dan mengembalikan uang yang dibayarkan atau melakukan penukaran unit baru jika terjadi kendala atau masalah lainnya.
Baca juga:
Namun, bagaimana pun persoalan GLOD telah merusak ingar bingar hadirnya iPhone X sebagai smartphone di segmen premium. Apple, menurut laporan BGR, menyiapkan 2-3 juta unit iPhone X untuk peluncuran produk anyarnya. Angka ini bagian kecil dari sekitar 20 juta unit iPhone X yang akan diproduksi hingga akhir 2017 di seluruh dunia. Ini dipersiapkan guna menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru. Permasalahan GLOD meski skalanya masih sebatas beberapa laporan, bila tak segera diselesaikan akan mengusik rencana besar Apple.Hadirnya GLOD pada iPhone X mengingatkan kasus antennagate yang menimpa Apple beberapa tahun lalu. Antennagate merupakan peristiwa hilangnya sinyal pada beberapa produk iPhone 4. Hilangnya sinyal pada iPhone 4 erat kaitannya dengan perubahan desain yang cukup radikal yang dilakukan Apple antara iPhone 3GS dan iPhone 4 yang baru saja hadir kala itu. Desain iPhone 4 menempatkan antena di luar cangkang. Selain itu, demi menambah kekuatan sinyal, antenna pada ponsel tersebut dibuat lebih panjang.
Namun bukannya menguatkan penerimaan sinyal, malah yang terjadi ada masalah pada produk tersebut. iPhone 4 kehilangan sinyal tatkala sang antena terhalang/tertutupi, atau merujuk istilah umum yakni “bridging”, oleh tangan pengguna. Ini menjadikan iPhone 4 sulit menerima atau melakukan panggilan telepon.
Kala kasus antennagate terjadi, Apple awalnya menyangkal kendala tersebut. Namun, atas desakan para pengguna Apple kemudian melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden yang memalukan tersebut.
“Kami tidak sempurna. Ponsel tidak sempurna. Kami tahu itu, Anda tahu itu. Tapi kami ingin semua pengguna bahagia. Jika kamu tidak tahu itu, kamu tidak tahu apa-apa tentang Apple,” ucap Steve Jobs pada sebuah konferensi pers di Cupertino.
“Ini adalah kisah di dunia smarphone [...] (Hanya) 0,55 persen pengguna iPhone 4 menghubungi Apple atas permasalahan antena. Ya, itu kurang dari 17.000 orang (pengguna iPhone 4), jika kamu tahu perhitungan matematika,” tambahnya.
Baca juga:Samsung Galaxy Note8 dan Dilema Smartphone di Atas Rp10 Juta
Jobs kemudian mengatakan bahwa tingkat pengembalian iPhone 4 hanya berada di angka 1,7 persen. Jauh lebih baik dibandingkan tingkat pengembalian iPhone 3GS yang mencapai angka 6 persen dari total produk yang sudah dirilis ke pasar. Ia pun mengklaim bahwa panggilan telepon yang terganggu atas adanya antennagate hanya 1 berbanding 100. Suatu angka yang terbilang kecil atas kasus yang heboh.
Demi meredam situasi dalam kasus antennagate, Apple melakukan pembaruan algoritma yang mampu meredam permasalahan antena di iPhone 4. Selain itu, bagi pengguna terdampak, Apple menyiapkan casing/pelindung iPhone 4 yang bisa diperoleh gratis bagi para penggunanya.
"Pengguna mengamati beberapa bar sinyal saat mereka mencengkram iPhone dengan cara tertentu kemungkinan besar berada di area dengan kekuatan sinyal lemah, namun mereka tidak mengetahui hal tersebut karena kita salah menampilkan 4 atau 5 bar sinyal. Penurunan besar bar sinyal terjadi karena bar sinyal tinggi tidak pernah ada di tempat itu," ungkap Apple dalam suatu pernyataan resminya. Ini mengindikasikan bahwa Apple, lagi-lagi, membela diri alih-alih mengakui kesalahannya.
Apple, dalam pernyataan resmi itu, kemudian mengatakan bahwa penurunan sinyal (dari indikator bar) yang terjadi karena dipegang dengan cara tertentu tak hanya dialami oleh iPhone 4, tapi di hampir semua ponsel. "(Penurunan sinyal akibat digenggam dengan cara tertentu) memang benar terjadi pada iPhone 4, iPhone 3GS, dan sama seperti Droid (ponsel berbasis Android), Nokia dan ponsel keluaran RIM (Blakberry)."
Apple memang menyatakan bahwa sedikit pengguna iPhone 4 yang terdampak, antennagate diketahui merupakan salah satu skandal yang memalukan bagi Apple. Di sisi lain, meskipun kemudian Jobs mengakui ketidaksempurnaan produk ciptaannya, melalui buku biografi Steve Jobs bikinan Walter Isaacson.
Jobs menuduh rival Apple, dalam hal ini Google dan Motorola, memanaskan situasi antennagate. Jobs menuding kedua perusahaan tersebut ingin perusahaannya jatuh.
Selain GLOD dan antennagate, iPhone diketahui beberapa kali menghadapi permasalahan serupa, terutama bagi produk-produk yang baru diluncurkan. Selepas peristiwa antennagate yang menimpa iPhone 4, iPhone 5 juga terkena masalah dengan julukan scratchgate, suatu peristiwa yang menyebabkan body iPhone mudah terkena goresan. Ini terjadi manakala iPhone 5 menggunakan material baru, yakni alumunium dan kaca.
Berikutnya, permasalahan juga terjadi pada iPhone 6 bernama bendgate. Ini karena desain iPhone yang lebih tipis daripada pendahulunya. Ponsel iPhone 6 dilaporkan mudah melengkung selepas beberapa lama ditempatkan di saku pengguna. Bendgate pun menyebabkan beberapa masalah lain seperti layar yang berkedip atau adanya bercak abu-abu.
Jika ditarik benang merah, iPhone-iPhone yang terkena masalah umumnya merupakan produk yang melakukan perubahan desain cukup radikal. Desain antena luar pada iPhone 4, desain body tipis pada iPhone 5, dan desain layar terbaru pada iPhone X. iPhone yang dilaporkan bermasalah, merupakan iPhone dengan rancangan baru.
Ini tentu harus menjadi perhatian serius bagi Apple sebagai pembuat iPhone. Kasus "cacat" pada produk baru suka tidak suka menampar Apple dan tentunya para penggemar setianya "fanboy". Para fanboy juga barangkali mulai berpikir bahwa produk idamannya tak sesempurna yang mereka bayangkan saat kali pertama hadir di pasar.
Baca juga:Rahasia Apple Merawat Para "Fanboy"
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra