tirto.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membuat sejumlah kebijakan untuk menekan angka kecelakaan selama mudik Lebaran 2018.
Beberapa di antaranya yaitu memperbaiki sarana dan prasarana transportasi umum, mengadakan angkutan mudik gratis untuk menghindari kecelakaan kendaraan pribadi, dan menggiatkan pengawasan ramp check moda transportasi massa.
"Kami harapkan dengan program-program pemerintah kecelakaan angkutan Lebaran bisa ditekan kembali," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi di Jakarta pada Senin (4/6/2018).
Menurut data Kemenhub, peningkatan sarana transportasi untuk mudik di moda transportasi darat, seperti bus mengalami peningkatan sebanyak 1,68 persen, sedangkan kereta api mengalami peningkatan sebanyak 2,37 persen.
Untuk kesiapan transportasi laut persentasenya pun meningkat. Kapal roro meningkat sebanyak 3,5 persen, dan kapal laut sebanyak 1,17 persen. Dari sektor penerbangan, peningkatan yang dihasilkan sebanyak 0,93 persen.
Kemudian, angkutan mudik Lebaran gratis, yakni meliputi 1.130 bus dengan kuota 50.850 orang, 70 truk dengan kuota 3.150 motor, dengan tujuan 32 kota. Selanjutnya, pemerintah juga menyediakan 3 kapal penyeberangan dengan kuota 6.000 orang, dan 3.000 motor dengan tujuan 3 kota.
Terdapat 6 kapal laut dengan kuota 30.400 orang dan 15.200 motor dengan tujuan 1 kota. Kereta api dengan kuota 18.096 motor dengan tujuan 32 stasiun. Total keseluruhan kuota yakni 87.250 orang dan 39.446 motor.
Selain itu, Kemenhub juga melakukan ramp check sarana transportasi, pesawat, kereta api, dan bus. Untuk moda bus, sementara ini terdaftar ada 49 ribu bus, yang baru melaporkan ramp check 50 sampai 60 persen.
Menurut Budi, sampai akhir minggu ini Menhub Budi Karya menargetkan minimal 75 sampai 80 persen bus sudah lapor ramp check.
"Nanti untuk menyakinkan kami dan masyarakat bahwa sebagai transportasi angkutan Lebaran itu laik jalan. Terutama bus pariwisata [antarkota/provinsi]," terangnya.
Budi pun berharap angka kecelakaan menurun hingga 10-15 persen pada musik mudik tahun ini. "Kecelakaan mudah-mudahan bisa turun 10 sampai 15 persen. Yang naik kemungkinan pertumbuhan kendaraan pribadi, terutama sepeda motor."
Menurutnya, kecelakaan banyak terjadi di daerah Jawa Timur sebab dipengaruhi oleh tingkat kepadatan jalan, kecepatan laju kendaraan, dan kelelahan fisik.
"Kalau di Jawa Barat masih banyak sekali mungkin kecepatan 30 sampai 40 km/jam, masih kecil. Dibandingkan di Jawa Tengah, Jawa Timur kecepatan naik dan kelelahan meningkat menjadi faktor kecelakaan," katanya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Dipna Videlia Putsanra