tirto.id - PT PLN (Perusahaan Listrik Negara) membukukan laba bersih Rp4,32 triliun pada laporan keuangan 2019. Nilai ini anjlok sekitar 62 persen dari capaian laba bersih laporan keuangan 2018 yang menyentuh Rp11,56 triliun.
Selama 2019 itu juga PT PLN mencatatkan laba operasi setelah subsidi pemerintah berada di angka Rp44,16 triliun. Sementara pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi tercatat Rp81,66 triliun.
PT PLN juga mencatatkan pendapatan perusahaan selama 2019 mencapai Rp285,64 triliun. Angka itu naik dari laporan keuangan tahun 2018 yang mencatatkan pendapatan Rp263,4 triliun.
“Dengan kondisi tarif yang tidak naik sepanjang tahun 2019, Perseroan membukukan pendapatan usaha Rp285,64 Triliun meningkat 4,67 persen dari tahun lalu,” ucap Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka dalam keterangan tertulis yang diterima reporter Tirto, Selasa (19/5/2020).
Pertumbuhan yang dialami PLN selama 2019 ini dipengaruhi sejumlah faktor. Salah satunya kenaikan volume penjualan kWh menjadi sebesar 245,52 Terra Watt hour (TWh). Jumlah tersebut naik 4,65 persen dibanding dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 234,62 TWh.
Sejalan dengan itu, PLN mencatat ada penambahan jumlah pelanggan sebanyak 3,8 juta sepanjang 2019. Sampai dengan akhir Desember 2019 jumlah pelanggan telah mencapai 75,7 juta dengan daya tersambung 136.600 MVA.
Sementara itu sampai akhir 2019, PLN berhasil menambah kapasitas terpasang pembangkit sebesar 4.588 Mega Watt (MW) dari 57.646 MW pada tahun 2018 menjadi 62.234 MW. Lalu ada juga penambahan kapasitas Gardu Induk sebesar 17.507 Mega Volt Ampere (MVA) dari 131.164 MVA pada tahun 2018 menjadi 148.671 MVA.
“Hasil audit subsidi dan kompensasi yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI) menunjukkan terjadinya penurunan Biaya Pokok Produksi (BPP) tahun 2019 dibandingkan 2018, hal ini merupakan hasil dari upaya efisiensi yang dilakukan oleh PLN selama tahun 2019,” ucap Made.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan