tirto.id - Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) Gigih Prakoso memperkirakan bahwa perusahaannya bakal mencetak laba bersih sekitar Rp4 triliun di tahun 2018.
Angka tersebut tak berbeda jauh dibandingkan laba bersih yang tercatat hingga kuartal III 2018, yakni sebesar 218,14 juta dolar AS atau setara Rp 3,22 triliun (kurs Rp 14.800).
"Kalau tahun lalu sekitar Rp4 triliun," kata Gigih saat ditemui di Kementerian BUMN, Selasa (12/2/2019).
Tahun 2019, kata Gigih, perusahaan plat merah tersebut menargetkan laba bersih di angka 200-an juta dolar AS, tak berbeda jauh dengan capaian tahun sebelumnya. "Sekarang [tahun 2019] di atas 200-an juta dolar," imbuhnya.
Sementara untuk anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex), nilainya akan berada di kisaran 400 juta dolar AS. "Di luar jargas [jaringan gas] yang 800 [juta dolar AS] itu, total capex kita 400 juta dolar AS," ucap Gigih.
Angka tersebut turun dibandingkan capex tahun lalu yang anggarannya sekitar 500-an juta dolar. Namun, kata Gigih, hal tersebut tak perlu dipermasalahkan meski PGN telah mengakuisisi 51 persen saham PT Pertamina Gas (Pertagas) yang disebut-sebut bakal meningkatkan anggaran capex PGN.
Sebab, ungkap Gigih, "sebagian besar udah kami selesaikan tahun lalu. Tinggal tambah aja."
Sebagai informasi, pada tahun lalu, capex yang digelontorkan PGN tersebut digunakan untuk bisnis hulu atau upstream sebesar 60 persen, sisanya 40 persen dianggarkan untuk kebutuhan bisnis di hilir atau downstream.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri