Menuju konten utama

La Nina dan Dampaknya Terhadap Curah Hujan di Jogja

La-Nina yang terjadi pada Oktober – Desember berdampak pada peningkatan akumulasi curah hujan bulanan jauh di atas normal di wilayah Jogja.

La Nina dan Dampaknya Terhadap Curah Hujan di Jogja
Warga menggunakan payung saat hujan mengguyur Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Jakarta, Kamis (13/8/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.

tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menginformasikan bahwa berdasar hasil pemantauan anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator pada akhir September 2020, menunjukkan bahwa anomali iklim La-Nina sedang berkembang.

Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir dengan nilai anomali telah melewati angka -0.5°C, yang menjadi ambang batas kategori La Nina. Perkembangan nilai anomali suhu muka laut di wilayah tersebut masing-masing adalah -0.6°C pada bulan Agustus, dan -0.9°C pada bulan September 2020.

BMKG dan pusat layanan iklim lainnya seperti NOAA (Amerika Serikat), BoM (Australia), JMA (Jepang) memperkirakan La Nina dapat berkembang terus hingga mencapai intensitas La-Nina Moderate pada akhir tahun 2020, diperkirakan akan mulai meluruh pada Januari-Februari dan berakhir di sekitar Maret-April 2021.

Apa dampak La Nina Terhadap Curah Hujan di Jogja?

Reni Kraningtyas, Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Yogyakarta melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi Tirto mengatakan, berdasar catatan historis La Nina memiliki dampak terhadap peningkatan curah hujan di Jogja.

"Catatan historis menunjukkan bahwa La-Nina yang terjadi pada Oktober – Desember berdampak pada peningkatan akumulasi curah hujan bulanan jauh di atas normal di wilayah D. I. Yogyakarta," katanya.

Pada pertengahan Oktober hingga akhir Oktober 2020 beberapa zona musim di wilayah D.I. Yogyakarta diperkirakan akan memasuki musim Hujan, meliputi:

- Wilayah Sleman bagian barat dan utara

- Kulon Progo bagian utara

- Sleman bagian timur

- Sebagian besar Bantul

- Kulon Progo bagian selatan.

- Pada awal November 2020 meliputi sebagian besar wilayah Gunungkidul dan Bantul bagian timur.

Guna mengantisipasi dampak La Nina, Reni mengimbau agar para pemangku kepentingan dapat lebih optimal melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir misalnya dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih.

Selain itu ia juga mengimbau masyarakat agar terus memperbaharui perkembangan informasi dari BMKG dengan memanfaatkan kanal media sosial infoBMKG, atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

Baca juga artikel terkait LA NINA atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH