tirto.id - Pogba pernah diisukan pindah ke Real Madrid. Ketika itu gelandang asal Perancis tersebut memang tidak menampik peluang berganti kostum, namun dia menegaskan masih betah di Manchester United.
"Di masa depan, orang tidak tahu apa yang bisa dihadirkan takdir. Tapi untuk saat ini saya tetap di Manchester United," jelasnya kepada ESPN.
Yang dikatakan Pogba realistis. Sejak kedatangan manajer interim Ole Gunnar Solskjaer, Pogba terlihat semakin kerasan di Old Trafford. Sikap kerasan itu merembet ke performanya. Sepanjang musim ini, dari 37 kali penampilan di semua kompetisi, Pogba telah mencatatkan 14 gol dan 11 assist.
Angka ini tergolong fantastis menimbang posisi Pogba yang bukan pemain depan.
Sialnya bagi MU, statistik mentereng tersebut semakin membuat Real Madrid kepincut. Nahkoda baru El Real, Zinedine Zidane, dikabarkan siap berjuang mati-matian guna menggaet pemakai nomor punggung enam itu pada bursa transfer musim panas nanti.
Menurut jurnalis Marca, José Félix Díaz, tingginya hasrat Zidane dan Real Madrid untuk mendatangkan Pogba didorong oleh dua hal.
Pertama, Los Blancos butuh penerus Luka Modrić yang performanya semakin digerogoti usia (kini usia Modrić 33 tahun. Kedua, transfer Frenkie De Jong dari Ajax ke Barcelona turut memaksa El Real mendapat pemain tengah tak kalah hebat guna mengimbangi gengsi antarklub raksasa Spanyol tersebut.
"Memang tidak banyak pemain seperti Pogba, tapi Barcelona sudah membayar 75 juta euro untuk Frenkie De Jong, meski pemain asal Belanda itu berada di level karier berbeda," tulis Diaz.
Peluang ini kemudian dibaca dengan jitu oleh agen Pogba, Mino Raiola. Dia disebut-sebut mulai menyusun skema yang bisa menghalalkan Pogba pindah ke ibu kota Spanyol pada musim panas mendatang.
Pogba sendiri, meski menampik kabar yang beredar, terang-terangan mengindikasikan kalau kepindahan ke Real Madrid bukan sesuatu yang harus dihindari.
"Real Madrid adalah klub impian semua orang. Mereka saat ini adalah klub terhebat di dunia," katanya suatu ketika.
Yang Mustahil Jadi Mungkin
Mino Raiola bukan orang baru dalam industri sepakbola Eropa. Banyak pesepakbola top benua biru bernaung dalam agensinya. Sebagian dari nama-nama tersebut--bersama Raiola--rata-rata tak pernah takut mengambil langkah sensasional dan kontroversial.
Misalnya dalam kasus Mario Balotelli. Raiola adalah otak di balik kepindahan Balotelli ke AC Milan pada 2013. Transfer itu dianggap sensasional karena Balotelli merupakan jebolan klub rival sekota Rossoneri, Inter Milan.
Atau yang lebih baru, skandal Gianluigi Donnarumma pada awal tahun 2017 lalu. Raiola merupakan otak yang 'memalak' AC Milan agar menaikkan habis-habisan gaji si pemain dengan ancaman pindah ke klub lain.
Setahun kemudian, Raiola juga menimbulkan kontroversi dengan membeberkan kalau Donnarumma tidak puas dengan perpindahan ban kapten dari lengannya ke Bonucci.
Akibat rentetan skandal dan keterlibatan Raiola ini, citra Donnarumma berubah drastis. Dari yang awalnya dicintai mati-matian oleh suporter Milan, kemudian menjadi salah satu pemain yang dibenci.
Raiola juga pernah terlibat pertengkaran dengan juru taktik asal Spanyol, Pep Guardiola. Dia menyebut Guardiola memaksa salah satu pemainnya, Zlatan Ibrahimović, untuk pindah dari Barcelona ke AC Milan pada 2010.
Menurut Raiola, kepindahan tersebut membuat Zlatan dirugikan karena batal mendapat gelar Liga Champions yang--menurut Raiola--layak direngkuh sang ujung tombak.
"Pep Guardiola, sebagai pelatih, adalah seseorang yang fantastis. Tapi sebagai pribadi, dia nol besar. Dia adalah seorang pengecut, seekor anjing," ujar Raiola seperti dilansir Sport Mole.
Dengan segala rekam jejak kontroversial itu, Pogba mungkin saja menerima pinangan Madrid.
Apalagi, Raiola juga terkenal dengan kemampuan negosiasinya yang ajaib. Deretan pemain Raiola pelan tapi pasti jadi tulang punggung sejumlah klub besar Eropa: mulai dari Marco Verratti (PSG), Romelu Lukaku (MU), sampai bintang masa depan macam Justin Kluivert (AS Roma) dan Moise Kean (Juventus).
Media-media lokal Spanyol bahkan tak segan memprediksi Pogba akan meneruskan jejak kepindahan dari Manchester ke Madrid yang sebelumnya ditempuh nama besar lain macam Cristiano Ronaldo, David Beckham, sampai Ruud van Nistelrooy.
"Hari-hari Paul Pogba di MU bisa saja tinggal menghitung bulan, dengan sang gelandang serta agennya, Mino Raiola, mulai mencari rute keluar. Pemain asal Perancis itu sepertinya telah teryakinkan kalau Real Madrid adalah klub idel berikutnya," tulis Marca.
MU Kualat?
Raiola memang agen yang punya reputasi besar. Namun dia adalah orang yang mendapat stigma buruk dari eks pelatih Setan Merah, Sir Alex Ferguson. Dalam otobiografinya, Fergie terang-terangan menyebut ada dua agen sepakbola yang seumur hidup tidak akan pernah lagi dia percaya. Salah satunya Mino Raiola.
"Saya tidak percaya dengannya [Raiola] sejak pertama kali melihatnya... Kami [MU] dulu punya kontrak tiga tahun dengan Pogba dan setahun opsi perpanjangan yang hampir pasti disepakati. Tapi Raiola tiba-tiba masuk dalam negosiasi dan pertemuan pertama kami dengannya saja sudah menjadikan segalanya berantakan," tulis Fergie.
"Dia dan saya seperti minyak dan air," imbuhnya.
Saat itu Raiola akhirnya berhasil menghasut Pogba untuk meninggalkan MU dan pindah ke Juventus.
Di Italia, reputasi Pogba melambung tinggi dan beberapa tahun kemudian dia lagi-lagi terkesan "mempermainkan" MU. Saat itu Ferguson sudah menanggalkan jabatannya, dan sang agen berhasil memaksa Setan Merah merogoh kocek sampai 114 juta euro demi memulangkan Pogba--yang notabene merupakan didikan akademi mereka sendiri.
Sayang, kebencian Ferguson dengan Raiola tidak mendapat dukungan panjang dari MU sendiri. Alih-alih menghindari kerja sama dengan Raiola, sejak pensiunnya Fergie, mereka malah terus-terusan bertransaksi dengan agen kelahiran Italia itu.
Selain perekrutan Pogba, transaksi antara MU dan Raiola juga terjadi dalam kepindahan Zlatan Ibrahimović, Romelu Lukaku, Henrikh Mkhitaryan, serta Sergio Romero.
Pengamat sepakbola sekaligus mantan kapten MU, Gary Neville menilai drama kepindahan Pogba merupakan karma karena MU tidak menghindari transaksi dengan Raiola. Dan saat ini, masih menurut Neville, masa depan Pogba tidak banyak bergantung pada pemain itu sendiri atau pun MU, melainkan ada di tangan Raiola.
"Saya rasa agennya [Raiola] akan sangat mempengaruhi Pogba. Dia tentu ingin ada sedikit pergerakan, dia sangat menginginkan keuntungan dari transaksi berikutnya dan di situ masalahnya. Padahal seharusnya [jika tidak ada Raiola] Pogba bisa berkomitmen lebih panjang untuk klub," kata Neville seperti dilansir SkySports.
Editor: Rio Apinino