tirto.id - Marca, media olahraga ternama asal Spanyol, melaporkan bahwa agen Frenkie De Jong memberikan kabar buruk kepada Juventus, Manchester City, dan Paris Saint-Germain pada Rabu (23/1/19) kemarin. Frankie De Jong, yang diharapkan tiga klub itu untuk menjadi bagian dari masa depan mereka, ternyata sudah memastikan bahwa masa depannya berada di Catalunya.
Marca kemudian menulis: “De Jong memilih bergabung dengan Barcelona.”
Pemain berusia 21 tahun itu dibeli Barcelona dari Ajax Amsterdam dengan total harga mencapai 75 juta euro. Ia dikontrak selama lima tahun dan akan mulai mengenakan seragam Blaugrana pada 1 Juli 2019 nanti. Itu artinya, gelandang potensial asal Belanda itu masih tetap membela Ajax Amsterdam hingga akhir musim ini.
Pilihan De Jong untuk berlabuh ke Barcelona sebetulnya bisa dimengerti. Sejauh ini Barcelona memang sudah seperti rumah kedua bagi pemain-pemain Ajax. Kedua klub mempunyai kultur serta fiosofi yang sama. De jong sendiri, menurut hitung-hitungan Sabotages Times, akan menjadi pemain ke-23 yang pernah membela Ajax dan Barcelona.
“Dengan kedatangan Frenkie de Jong, kami menambahkan bakat, pemain muda, serta gaya Barca ke dalam proyek olahraga kami,” tutur Josep Maria Bartomeu, Presiden Barcelona, dilansir dari Guardian. “Kami yakin bahwa ia akan menjadi bagian penting tim pada tahun-tahun mendatang.”
Apa kelebihan Frenkie de Jong?
Frenkie de Jong memang sudah meninggalkan tim yunior Willem II pada 2015 lalu. Meski begitu, Jos Bogers, pelatih U-15 Willem II, ternyata tak akan pernah lupa bagaimana cara de Jong menyihir lapangan tengah timnya. Karenanya, de Jong selalu menjadi pemain favoritnya.
“Aku melakukan wawancara untuk untuk website Willem II, dan mereka bertanya kepadaku tentang pemain favoritku. Tentu, sebagian besar pelatih akan memilih Cristiano Ronaldo atau Leo Messi, tapi aku memilih Frenkie de Jong,” kata Borgers. “Ia mempunyai teknik yang fantastis. Itu adalah bakat alamiah. Beberapa pemain harus bekerja keras untuk mencapai level yang dia miliki saat ini, tetapi Frenkie tidak membutuhkan latihan untuk menunjukkan kualitasnya.”
Jika melihat penampilan de Jong bersama Ajax Amsterdam musim ini, seperti dibilang Borgers, de Jong memang pantas menjadi pemain favorit. Tampil sebanyak 16 kali di Eredivise, de Jong benar-benar mampu menunjukkan bahwa ia adalah gelandang dengan kemampuan komplet: jago mengumpan, pintar melakukan dribel, mempunyai visi permainan ciamik, dan tahu betul bagaimana caranya dalam bertahan. Dan hebatnya, ia mampu mengkombinasikan kemampuannya secara apik.
“Menyaksikan de Jong beraksi sungguh menyenangkan. Dia diberkati dengan kemampuan mengumpan dan dribel yang sangat menakjubkan, serta mempunyai visi permainan yang sangat langka. Anda bisa selalu mengharapkan hal-hal yang tak terduga saat bola berada di kakinya,” tulis Michael Yokhin, di ESPN.
“De Jong dapat meluncur melewati pemain-pemain lawan seakan mereka tidak ada di atas lapangan lalu mengirimkan umpan jitu, berapa pun jaraknya, ke arah rekannya yang berada di ruang kosong... ia mampu membuat hal-hal sulit menjadi tampak mudah.”
Suksesor Xavi dan Busquet?
Menyoal kemampuan mengumpan dan dribel yang dimiliki de Jong, pernyataan Yokhin itu jelas dapat dibuktikan. Musim lalu, tingkat kesuksesan umpan serta dribel yang dilakukan De Jong merupakan yang paling tinggi di Eredivise: sementara tingkat akurasi umpan De Jong mencapai 91,5%, rata-rata dribel suksesnya mencapai 90,3%.
Yang menarik, karena kemampuan lengkapnya itu, de Jong juga mampu bermain di berbagai macam posisi. Saat para pengamat sepakbola Belanda beramai-ramai memberikan pendapatnya, bahwa de Jong adalah pemain nomor 6, pemain nomor 8, atau pemain nomor 10, De Jong ternyata bisa mengatur lini pertahanan Ajax sedemikian rupa. Menurut catatan Whoscored, De Jong setidaknya sudah 3 kali bermain sebagai defensive midfielder, 19 kali bermain sebagai central midfielder, serta sudah 2 kali bermain sebagai bek tengah pada musim ini.
Untuk semua itu, jika semuanya berjalan sesuai harapan, Barcelona tentu untung banyak saat berhasil mendatangkan de Jong. Ia bisa mengisi peran yang pernah dimainkan Xavi Hernandez, sebagai pengatur tempo permainan Barcelona. Atau, ia juga bisa menjadi pengganti sepadan Sergio Busquets, gelandang bertahan Barcelona yang nyaris tak tergantikan. Dan dalam kondisi terdesak, pemain berusia 21 tahun itu juga bisa dimainkan di lini belakang untuk memainkan peran yang sebelumnya pernah dilakoni oleh Javier Mascherano.
Editor: Agung DH