tirto.id - Pasukan pemerintah Suriah dilaporkan menembak tenda-tenda pemukiman yang menampung warga terlantar akibat konflik pada Minggu pagi. Tragedi itu menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai puluhan orang.
Seperti diberitakan VOA News, organisasi pemantau perang oposisi mengatakan, penembakan itu adalah sebuah pelanggaran gencatan senjata antara Rusia dan Turki pada Maret 2020.
Gencatan senjata itu mengakhiri serangan pemerintahan yang didukung Rusia di Provinsi Idlib, sebuah benteng terakhir yang dikuasai pemberontak di Suriah. Akan tetapi, selama dua tahun terakhir ini, tercatat ada dua pelanggaran genjatan senjata yang membunuh dan melukai banyak orang.
Namun demikian, seperti diberitakan Reuters, hingga kini belum ada komentar langsung dari Rusia atau sekutunya di Suriah, yang serangannya disebut menargetkan tempat persembunyian kelompok pemberontak dan tidak menyerang warga sipil.
Kronologi Tembakan Tenda Penampung di Suriah
Organisasi pemantau perang oposisi, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris melaporkan, pasukan pemerintah menembakkan 30 roket yang dikuasai pemberontak pada Minggu pagi.
Serangan roket itu menghantam kamp Maram dan kamp lain di barat laut ibu kota Provinsi Idlib. Akibatnya, sembilan orang tewas dan 77 orang lainnya terluka. Korban tewas termasuk tiga anak dan satu wanita.
Organisasi itu melaporkan, seorang pria lain di pedesaan selatan Idlib juga tewas ketika memetik zaitun. Beberapa orang di antaranya juga terluka.
Sementara itu, ABC News memberitakan, tiga pejabat tinggi PBB yang menangani krisis Suriah, yakni Muhannad Hadi, Ayman Gharaibeh dan Sudipto Mukerjee mengaku sangat prihatin dengan eskalasi permusuhan hari ini.
Mereka mengatakan, seorang bayi berusia 4 bulan termasuk di antara korban tewas dalam serangan itu. Saat ini, ada sekitar 400 orang yang telah mengungsi.
White Helmets atau pertahanan sipil Suriah oposisi melaporkan, serangan itu menewaskan sembilan orang, termasuk dua anak-anak dan seorang wanita. Sedangkan 70 orang terluka dalam penembakan yang menargetkan enam kamp.
Menurut laporan Human Rights Watch yang dirilis bulan lalu menemukan bahwa Turki telah mengembalikan ratusan pengungsi Suriah selama periode enam bulan.
Editor: Iswara N Raditya