tirto.id - Kroasia pernah menjadi peringkat ketiga dalam debut mereka di Piala Dunia 1998. Namun, sejak saat itu, tidak ada yang bisa meneruskan prestasi generasi emas yang dipimpin Zvonimir Boban hingga saat ini, Vatreni selalu terhenti di babak penyisihan grup.
Pengalaman pertama Kroasia di Piala Dunia demikian berkesan. Di Perancis 1998, tim yang ketika itu diasuh oleh Miroslav Blazevic menciptakan kejutan. Mereka menumbangkan tim-tim elite seperti Rumania, Jerman, dan Belanda. Penyerang utama, Davor Suker dinobatkan sebagai top skor turnamen tersebut dengan 6 gol.
Namun, prestasi itu adalah yang terbaik yang bisa dibuat Kroasia hingga menjelang Piala Dunia Rusia. Mereka memang lolos ke putaran final Piala Dunia 2002, 2006, dan 2014. Namun, dalam tiga kesempatan itu, Vatreni selalu terhenti sebelum ke 16 besar. Bahkan hanya memiliki dua kemenangan dari sembilan pertandingan.
Kesempatan besar sebenarnya dimiliki Kroasia pada Brazil 2014. Ketika itu, para pilar dalam umur yang 'prima'. Ivan Rakitic yang masih berlaga di Sevilla berusia 26 tahun, Luka Modric (Real Madrid) 30 tahun, dan Mario Mandzukic (Bayern Munchen) 28 tahun.
Tetapi, Vatreni tumbang dua kali kala itu, oleh Brasil dan Meksiko. Mereka hanya menang dari Kamerun 4-0. Ini disusul dengan nasib tragis Kroasia di Piala Eropa 2016 yang terhenti di babak 16 besar. Muncul anggapan, generasi sekarang, meski punya materi brilian, takkan mengulang sejarah Perancis 1998.
Para penggawa Kroasia saat ini memahami benar tekanan yang ada. Pencapaian mereka akan terus dibanding-bandingkan dengan generasi yang menciptakan jejak terbesar. Hal ini diungkapkan sendiri oleh Mario Mandzukic (Juventus), Danijel Subasic (AS Monaco), hingga
"Kita sudah sering membahas paralel (antara generasi saat ini dengan generasi Perancis 1998). Kita semua tahu, kami memiliki tim dan individual yang bagus. Kami semua punya tujuan untuk mengerjakan sesuatu yang besar, tetapi kami bukan satu-satunya yang berpikir demikian, sehingga hasrat menang harus ditunjukkan di lapangan," kata Mandzukic dikutip laman resmi Federasi Sepak Bola Kroasia (HNS).
"Jujur, di lapangan mungkin tidak ada yang akan melampaui (pencapaian Kroasia) di Perancis 1998, tetapi kami berniat mewujudkannya. Kami telah datang dengan tujuan yang jelas," ungkap Subasic, yang tahun ini akan menjadi penjaga gawang utama Kroasia di Piala Dunia setelah era Stipe Peletikosa lama berakhir.
Generasi Kroasia sendiri saat ini juga 'dikejar waktu' untuk membuktikan diri. Di Piala Dunia 2022 mendatang, Luka Modric sudah berusia 38 tahun, sementara Ivan Rakitic 34 tahun. Ketika mereka lolos ke Qatar sekalipun, generasi yang sekarang tampaknya sudah habis.
"Saya tidak tahu apakah ini adalah kesempatan terakhir, tetapi memang benar bahwa sebagian besar pemain berada di tahun-tahun terbaik dan mungkin beberapa pemain siap untuk mencoba sekali lagi. Jika kami dapat membawa atmosfer ini ke Rusia, tidak ada rasa takut. Semua akan memberikan 100 persen," ungkap Ivan Perisic.
Editor: Fitra Firdaus