tirto.id -
"Yang paling utama, ada tiga kriteria yang kami nilai tepat untuk mendampingi Jokowi di Pilpres mendatang," ujar Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah di sela Rakor Tiga Pilar Partai di Surabaya, Sabtu (28/4/2018) dilansir Antara.
Ahmad Basarah menjelaskan, kriteria pertama cawapres nantinya harus seorang figur yang memiliki visi kenegaraan sama dengan PDI Perjuangan dan Jokowi, yaitu membangun negara Pancasila sebagaimana cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
Kriteria kedua dan ketiga, lanjutnya, seorang cawapres harus memiliki faktor elektoral yang dapat menambah elektabilitas Jokowi di bursa Pilpres 2019 serta tokoh tokoh yang memiliki "chemistry" atau kecocokan serta mampu bekerja sama yang baik dengan Jokowi.
"Ini karena konsep Presiden dan Wakil Presiden merupakan kepemimpinan dwi tunggal, yakni menyatu antara jiwa dan raga, berorientasi ke rakyat, dan yang paling penting, Jokowi harus nyaman dengan wakilnya termasuk mampu membantu tugas-tugas Presiden jika terpilih nantinya," ujar Ahmad Basarah.
Di bursa Pemilihan Presiden 2019, selain PDI Perjuangan, beberapa partai politik sudah menyatakan mengusung Jokowi maju sebagai calon Presiden, seperti Partai NasDem, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Golkar. Kemudian, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, Partai Perindo, serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Namun, ketika disinggung nama yang masuk bursa calon pendamping Jokowi, Wakil Ketua MPR RI tersebut mengaku belum mengerucut ke satu nama dan figur-figur yang muncul sangat berpeluang.
"Bahkan, nama yang belum muncul dalam bursa pun masih sangat mungkin untuk digandeng. Tunggu saja, masih ada waktu sebelum masa pendaftaran calon Presiden dibuka pada 4-10 Agustus 2018," kata Mas Bas, sapaan akrabnya.
Basarah juga berharap kepada partai-partai politik yang mendukung Jokowi untuk tetap melanjutkan kerja sama politik jika figur yang ditunjuk partai tersebut tidak digandeng sebagai cawapres oleh Jokowi.
"Harapan PDI Perjuangan, karena cawapres satu maka banyak terpanggil, tapi hanya satu yang terpilih. Kalau akhirnya Jokowi memilih bukan di antara calon yang muncul dari partai politik, kami harapkan kerja sama politik terus dilanjutkan karena kerja sama tidak diukur dari diterima atau tidaknya sebagai cawapres," katanya.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani