Menuju konten utama

KPU Yogya: Tes Kesehatan Bisa Batalkan Paslon Pilkada

KPU Yogyakarta memastikan, tes kesehatan bukan sekadar formalitas melainkan akan dilakukan secara profesional. Kelayakan pasangan calon kepala daerah pada Pilkada Kota Yogyakarta salah satunya ditentukan lewat hasil tes kesehatan.

KPU Yogya: Tes Kesehatan Bisa Batalkan Paslon Pilkada
Pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta Imam Priyono (kiri) - Ahmad Fadhli (kedua kiri) berfoto bersama pasangan Hariyadi Suyuti (kedua kanan) - Heroe Poerwadi (kanan) seusai menjalani tes kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta, Senin (26/9). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah.

tirto.id - Tes kesehatan yang akan dijalani pasangan calon kepala daerah sebagai bagian dari tahapan Pilkada Kota Yogyakarta 2017 bukan sekadar formalitas. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Yogyakarta telah memastikan, tes kesehatan tersebut dilakukan secara profesional.

"Tes kesehatan dilakukan secara profesional, bukan hanya formalitas saja. Ada nama lembaga yang dipertaruhkan sehingga tim dokter yang terlibat pasti akan bekerja secara sungguh-sungguh dan profesional," kata Ketua KPU Kota Yogyakarta Wawan Budiyanto di sela tes kesehatan pasangan calon kepala daerah di RS Jogja, Senin (26/9/2016).

Seperti dilansir dari Antara, pasangan calon kepala daerah Kota Yogyakarta dijadwalkan menjalani pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani, dan bebas narkoba selama dua hari mulai Senin (26/9/2016) dan dilanjutkan Selasa (27/9/2016). Seluruh pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani dan bebas narkoba dilakukan di RS Jogja oleh tim dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), ahli psikologi dan dari BNN Kota Yogyakarta.

Imam Priyono pertama kali tiba di RS Jogja, yang kemudian diikuti pasangannya Achmad Fadli sekitar pukul 07.00 WIB. Kedatangan peserta tes kesehatan itu dilanjutkan Haryadi Suyuti dan Heroe Poerwadi. Keempat calon kepala daerah tersebut datang sendiri-sendiri.

KPU Kota Yogyakarta dijadwalkan menerima hasil pemeriksaan kesehatan pada Rabu (28/9). "Kami hanya akan menerima pernyataan apakah pasangan calon yang bersangkutan layak atau tidak berdasarkan hasil tes kesehatan itu," katanya.

Sebelumnya telah diwartakan, kegagalan pasangan calon kepala daerah saat tes kesehatan, termasuk tes kesehatan jiwa dan bebas narkoba, berpotensi menggugurkan kesempatan pasangan itu maju mengikuti pemilihan kepala daerah. Jika ada salah satu atau pasangan calon kepala daerah tersebut dinyatakan tidak layak maka akan ada proses penggantian yang harus dilakukan oleh partai pengusung.

"Syarat pencalonan itu bersifat kumulatif. Selain tes kesehatan ada juga syarat lain yang harus dipenuhi. Jika ada salah satu syarat yang tidak memenuhi, maka pencalonannya tidak bisa diproses," ungkap Wawan di Yogyakarta, Jumat (16/9/2016) lalu kepada Antara..

Sementara itu, Ketua Tim Pemeriksa Tes Kesehatan Pasangan Bakal Calon Kepala Daerah Kiswarjanu mengatakan, pemeriksaan kesehatan dilakukan terhadap semua aspek mulai dari kesehatan jantung, pemeriksaan bedah, THT, mata, gigi, laboratorium, radiologi, psikiatri, psikologi dan tes narkoba.

"Hari ini dilakukan pemeriksaan fisik medis dan psikiatri dilanjutkan dengan tes psikologi pada Selasa [27/9/2016]," katanya yang juga menyiapkan dokter spesialis urologi dan radiologi jika diperlukan tambahan pemeriksaan untuk kedua aspek tersebut.

Hasil dari seluruh rangkaian tes kesehatan itu, menurut Ketua IDI Kota Yogyakarta Wikan Indrarto, akan menjadi dasar bagi tim dokter untuk memutuskan apakah calon kepala daerah tersebut layak atau tidak untuk mencalonkan diri.

"Mereka tidak harus berada dalam kondisi kesehatan yang prima, tetapi semuanya masih bisa terkendali dan terkontrol untuk bekerja sebagai kepala daerah lima tahun mendatang. Bagaimanapun juga, tugas kepala daerah itu sangat berat," katanya.

Menghadapi tes kesehatan ini, salah satu bakal calon wali kota Imam Priyono mengaku udah melakukan persiapan untuk pemeriksaan kesehatan yaitu puasa sejak Minggu (25/9/2016) malam.

"Tujuannya untuk mengetahui kondisi kesehatan karena semua dicek. Khusus untuk tes bebas narkoba, saya justru berharap dilakukan melalui sampel rambut bukan hanya urine agar hasilnya optimal," katanya

Baca juga artikel terkait PILKADA SERENTAK 2017 atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari