Menuju konten utama

KPAI: Terdapat 93 Kasus Prostitusi Anak di 2018

Ai Maryati Solihah mengatakan kasus prostitusi anak tersebar hampir merata di berbagai penjuru Indonesia dengan presentasi jumlah korban pada setiap kasus rata-rata di atas tiga orang.

KPAI: Terdapat 93 Kasus Prostitusi Anak di 2018
Ilustrasi prostitusi anak. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis jumlah kasus prostitusi anak yang mencapai 93 kasus pada tahun 2018.

"Kasus-kasus tersebar hampir merata di berbagai penjuru Indonesia dengan presentasi jumlah korban pada setiap kasus rata-rata di atas tiga orang," ujar Komisioner Bidang Trafficking dan Eksploitasi Anak, Ai Maryati Solihah, dalam konferensi pers di KPAI, Jakarta Pusat, pada Jumat (29/3/2019).

Salah satu kasusnya terjadi di Bali pada Januari 2018. Terdapat lima anak yang dilibatkan dalam prostitusi etalase seks.

"Kemudian prostitusi menyasar pelajar di Lampung Timur," ujar Ai.

Terdapat pula prostitusi online yang melibatkan delapan anak di sebuah rumah di Ambin. Modus serupa juga terjadi di Jakarta Barat, terdapat anak yang terlibat prostitusi melalui siaran langsung atau live streaming.

"Hal ini menampakkan fenomena gunung es yang terus mengeras dan sulit untuk diurai," ujar Ai.

Dari sejumlah kasus yang dipaparkan oleh Ai, 80 persen di antaranya melalui rekrutmen secara online. Hal tersebut pun berbeda dengan bentuk prostitusi yang umumnya terjadi sebelum perkembangan teknologi.

"Hal ini yang berbeda dengan pola konvensional atau offline yang ditunjukkan oleh perpindahan tempat, penjemputan, penampungan, dan pola eksploitasi yang manual," ujar Ai.

Dengan itu, KPAI mendorong beberapa hal untuk dijadikan sebagai langkah pencegahan.

"KPAI merekomendasikan dalam aspek pencegahan, pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi dan pendidikan literasi di era digital untuk anak dan orang tua adalah hal yang mendesak untuk dilakukan," ujarnya.

Baca juga artikel terkait PROSTITUSI ANAK atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Nur Hidayah Perwitasari