Menuju konten utama

Korban Meninggal Akibat Gempa Halmahera Sebanyak 4 Orang

Berdasarkan catatan BNPB hingga pukul 06.00 WIB tadi, terjadi gempa susulan sekitar 93 kali.

Korban Meninggal Akibat Gempa Halmahera Sebanyak 4 Orang
Warga mengungsi di tenda darurat pascagempa bumi di Desa Balita, Gane Barat, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Senin (15/7/2019). ANTARA FOTO/Nasdi/YU/wsj.

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan total korban yang meninggal akibat bencana gempa bumi 7.2 Skala Righter di Halmahera Selatan sebanyak empat orang.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo mengatakan, korban yang meninggal sebelumnya sebanyak dua orang, dan kini bertambah lagi dua orang.

"Kami kumpulkan sampai hari ini ada tambah, jumlahnya ada empat orang meninggal untuk di Halmahera," ujarnya saat di Kantor BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Selasa (16/7/2019).

Empat korban tersebut terdiri dari Kecamatan Gane Selatan sebanyak tiga orang dan Kecamatan Gane Barat Selatan sebanyak satu orang.

Sementara jumlah korban luka-luka yang kini telah didata oleh BNPB, kata dia, sebanyak 51 orang. Dengan rincian, sebanyak dua orang luka berat dan 49 lainnya luka ringan.

"Jumlah pengungsinya juga tambah kemarin sekitar 2.000, sekarang tambah sekitar 3.000 orang tersebar di 15 titik," ucapnya.

Kemudian, jumlah rumah yang rusak, kata Agus, masih sama seperti kemarin, yaitu kurang lebih sebanyak 971 rumah rusak berat. Lalu ditambah lagi ada juga tujuh fasilitas pendidikan, tiga unit fasilitas peribadahan, satu unit fasilitas kesehatan rusak berat, kemudian ditambah bangunan lainnya.

Berdasarkan catatan BNPB hingga pukul 06.00 WIB tadi, terjadi gempa susulan sekitar 93 kali. Namun, gempa yang dirasakan oleh masyarakat sebanyak 30 kali.

Agus menjelaskan, sebelumnya terdapat tiga bencana gempa yang pernah terjadi di tahun 1923 sebesar 7,59 SR. Kemudian tahun 1994 sebesar 6,8 SR dan tahun 2007 6,1 SR.

"Semuanya ada di sesar Sorong, ada tiga ada tiga gempa history yang lalu dari paling baru adalah tahun 2007 yang paling baru," tuturnya.

Agus mengatakan, kerusakan yang paling berat berada di Pulau Bacan, lalu yang menjadi pusat pemerintahan yaitu di Labuha.

Saat ini BNPB dan BPBD tengah mendirikan dua posko. Satu posko utama berada di Labuha di Pulau Bacan dan satu lagi ada di Saketa di Pulau Halmahera Selatan.

"Untuk meng-handle supaya kami bisa lebih baik penanganannya, karena memang terpisah dua pulau," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait GEMPA HALMAHERA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Alexander Haryanto