tirto.id - Kemunculan Ganjar Pranowo dalam tayangan adzan maghrib di stasiun televisi milik Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo menimbulkan polemik di masyarakat.
Pada iklan adzan tersebut terlihat Ganjar mengenakan baju koko putih dengan peci hitam dan sarung bermotif batik. Dalam tayangan itu, tampak Ganjar menjadi model utama.
Usai tayangan tersebut dirilis dan disaksikan banyak orang, Ganjar seketika menjadi perbincangan hangat di media sosial Twitter atau X.
Salah satu pengguna X @Mythicalforset bahkan melontarkan kritik dengan keras yang menyebut bahwa apa yang dilakukan oleh Ganjar tidak lebih dari hanya sekedar gimmick Pilpres.
Pengguna akun tersebut bahkan menyebut bahwa tampilan religius yang diperlihatkan Ganjar tidak sejalan dengan ulahnya dalam kasus Wadas dan Kendeng.
“Di Wadas dan Kendeng warga sholawatan untuk menjaga bumi agar lestari akibat ulah pemerintah yang dzalim. Sementara dia jadikan agama buat gimmick pilpres, padahal punya dosa ke dua warga desa di atas. Buat politisi seperti dia agama cuma pelumas menuju kekuasaan,” tulis akun X @Mythicalforest pada Minggu (10/9/2023).
Polemik Ganjar di Iklan Azan Maghrib
Tidak sedikit yang menyebut bahwa munculnya Ganjar di iklan adzan tidak lain adalah politik identitas jelang Pilpres 2024.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mendukung Anies Baswedan dalam Pilpres merupakan salah satu pihak yang menyebut bahwa hal yang dilakukan pihak Ganjar itu adalah politik identitas.
Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal pada Sabtu, 9 September 2023 mengatakan bahwa manuver politik identitas yang dilakukan Ganjar adalah senjata makan tuan.
Pasalnya menurut Iqbal selama ini narasi politik identitas selalu digaungkan oleh PDIP untuk menyerang PKS dan Anies, dan akhirnya kata dia PDIP malah terjebak juga dengan politik identitas.
Polemik ini semakin memanas, apalagi iklan itu ditayangkan di stasiun televisi milik Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesodibjo yang merupakan salah satu partai yang resmi bekerjasama dengan PDIP untuk mengusung kemenangan Ganjar di Pilpres 2023.
Menanggapi tudingan itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menilai bahwa kemunculan Ganjar dalam iklan adzan itu bukan merupakan politik identitas. Dia menyebut bahwa hal itu adalah sikap alamiah yang dipancarkan oleh Ganjar Pranowo.
“Bukan (politik identitas), karena dari sisi Pak Ganjar Pranowo merupakan sosok yang religius, religiusitasnya tidak dibuat-buat,” kata Hasto pada Sabtu (9/9/2023 dikutip Antara News.
Lebih lanjut, Hasto juga menyebut bahwa tindakan Ganjar adalah hal yang baik, dia meminta masyarakat agar tidak mengaitkannya dengan politik identitas.
“Kalau untuk mengajak masyarakat dengan senyum, untuk berdoa bersama untuk menjalankan sholat lima waktu, itu merupakan hal yang positif. Bagi umat Kristen mengajak ke gereja, bagi umat Hindu di pura, itu merupakan sesuatu yang bagus. Karena itu jangan menampilkan identitas yang menunjukkan spiritualitas sebagai bangsa, lalu kemudian dikatakan politik identitas," jelas Hasto.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas dalam salah satu wawancara dalam tayangan YouTube Sindonews berjudul “Ramai Ganjar di Tayangan Azan, Ini Kata MUI” yang dirilis pada Minggu, 10 September 2023 memberikan tanggapannya.
Anwar menyebut bahwa hal yang dilakukan Ganjar adalah positif apabila ditilik dalam konteks dakwah. Namun memang momentum yang digunakan Ganjar sangat mungkin menjadikan masyarakat mengaitkannya ke persoalan politik.
“Tapi karena saat ini situasi saat ini sudah mendekati Pilpres ya, yang kebetulan Pak Ganjar adalah salah satu bacawapres, maka akhirnya massanya dihela ke persoalan politik gitu ya,” jelas Anwar
“Cuma, kalau saya lihat dan baca di media sosial kok seperti gaduh, begitu kan, nah itu pertanda bahwasanya apa yang dilakukan Pak Ganjar itu menimbulkan pro dan kontra,” ujarnya.
Sehingga, apabila memang terjadi kegaduhan di tengah masyarakat akibat iklan azan itu, maka lebih baik bagi Ganjar untuk tidak melakukan hal itu.
“Kalau menurut saya, pada dasarnya hukumnya boleh ya, tidak masalah itu, cuma kalau seandainya akan menimbulkan kegaduhan, ada kata-kata dari ulama yang menarik untuk diungkapkan yaitu meninggalkan kemafsadatan lebih dahulu daripada mengambilk kemaslahatan,” jelas
Oleh karena itu, apabila yang dilakukan itu akan menimbulkan kegaduhan dalam dunia politik kita, maka menurut saya ya tidak usah saja dilakukan,” ujarnya.
Di lain pihak, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memberikan konfirmasi pada Minggu, 10 September 2023 bahwa pihaknya tengah melakukan kajian terkait dugaan pelanggaran Pemilu dalam iklan azan yang dilakukan oleh Ganjar.
Hasil kajian itu akan diumumkan 7 hari setelah temuan dugaan pelanggaran. Bagja menuturkan bahwa pihaknya akan memberikan pengumuman hasil kajian sekitar 11 – 12 September 2023.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra