tirto.id - Partai Komunis Cina akan meningkatkan kendali atas agama di Tibet. Partai Komunis Tibet menyampaikan bersumpah akan mengeskpos "niat jahat" pemimpin spiritual Tibet di pengasingan, Dalai Lama.
Dalam kutipan dari pidato kebijakan agama, sebagaimana ditulis Tibet Dayli, Kamis (29/12/2016), Ketua Partai Komunis Tibet Wu Yingjie mengatakan Buddhisme Tibet memiliki tradisi selaras dengan patriotisme dan telah membuat kontribusi penting dalam persatuan nasional.
Namun, Buddha Tibet harus berubah seiring waktu dan pada saat bersamaan secara turun-temurun mengajarkan ajaran tradisionalnya, hal tersebut membutuhkan fokus lebih untuk "mengajarkan manfaat harmoni sosial," kata Wu.
"Kepemimpinan partai ini bekerja atas dasar agama hanya bisa memperkuat dan tidak melemahkan," tambahnya.
Wu, yang menjabat ketua partai sejak Agustus, menggunakan salah satu pidatonya untuk mengecam Dalai Lama dengan menudingnya sebagai pemecah belah bangsa. Hal ini menandakan garis keras Beijing tidak mungkin berubah di bawah kepemimpinannya.
Wu menambahkan perlu adanya garis batas antara para pendukungnya dan Dalai Lama supaya jelas antara yang menginginkan persatuan dan separatisme.
Menurutnya, pemerintahan Cina telah membawa kemakmuran dan stabilitas--yang dinilai sebaliknya oleh pendukung Dalai Lama.
Tentara Cina menguasai Tibet pada tahun 1950 yang oleh Beijing disebut"pembebasan damai". Tindakan Cina ini dikecam sejumlah kelompok pegiat HAM yang mengatakan Cina menginjak-injak tradisi keagamaan dan budaya Tibet. Namun Beijing menyangkal.
Dalai Lama, dikecam oleh Beijing sebagai separatis berbahaya. Ia melarikan diri ke India pada tahun 1959 setelah pemberontakannya terhadap Cina gagal. Dia bilang dia hanya menginginkan otonomi khusus untuk tanah airnya.
Perwakilan dari Dalai Lama telah mengadakan pembicaraan dengan China hingga 2010 silam, namun dialog formal tersebut terhenti di tengah perubahan kepemimpinan di Beijing dan tindakan keras di Tibet.
Sumber: Antara