tirto.id -
Menurut Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Moeldoko, selain untuk merayakan kemenangan Jokowi-Ma'ruf, acara itu juga merupakan bentuk people party.
Istilah itu, ia pakai karena TKN tak menyukai istilah people power yang selama ini digaungkan oleh Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Amien Rais.
"Ini bagian dari serangkaian people party ya, kami tidak senang dengan istilah people power, jadi kami [pakai istilah] people party. Kami ingin syukuran semua relawan sedang bergerak, syukuran ada di mana-mana," ujar Moeldoko di Rumah Aspirasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/4/2019).
Moeldoko mengatakan, tak mempermasalahkan mengadakan syukuran meskipun hasil real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum 100 persen dan belum secara resmi mengumumkan pemenang Pilpres 2019.
"Ya enggak apa-apa [mengadakan syukuran], ada dasarnya. Quick count dari lembaga yang kredibel. Kita yakin itu," pungkasnya.
Moeldoko mengklaim, sekitar 40 persen perempuan memilih capres-cawqpres 01, Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019 ini. Ia juga mengatakan acara syukuran ini bukan karena keinginan dari TKN, melainkan dari keingginan emak-emak.
"Ya silahkan kan syukuran, hak semua orang. Ini bukan instruksi kami, tapi dari mereka," tuturnya.
"Untuk itu kita apresiasi untuk apa yang telah mereka lakukan," kata Moeldoko.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Agung DH