Menuju konten utama

Kongres AMSI Digelar Selesaikan Problematika Media Siber

Melalui kongers pertama AMSI, pemerintah diharapkan tidak mematikan bisnis media siber yang berdiri dengan modal terbatas lewat regulasi.

Kongres AMSI Digelar Selesaikan Problematika Media Siber
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla membuka Kongres I Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Jakarta (22/8). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Petinggi media siber di Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) melaksanakan kongres pertama di Hotel Akmani, Jakarta Selasa (22/8/2017). Kongres tersebut akan membahas tentang permasalahan media siber serta memilih Ketua Umum AMSI. Adapun Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla turut membuka kongres pertama AMSI hari ini.

Ketua Presidium AMSI Wanseslaus Manggut tidak memungkiri digital sebagai media masa depan. Saat ini, Indonesia merupakan salah satu pengguna digital terbesar di dunia. Pengguna Facebook di Indonesia berada di peringkat keempat di seluruh dunia dengan jumlah 111 juta. Sementara itu, pengguna Twitter Indonesia mencapai 5 besar, sedangkan pengguna Instagram Indonesia mencapai 40 juta.

Besarnya pangsa pasar membuat beragam perusahaan digital, termasuk media siber berupaya meraup keuntungan dari penggunaan digital. Namun, tingginya penggunaan siber menimbulkan masalah baru di mana banyak pihak mulai memainkan informasi. Saat ini, banyak oknum menyebar hoax dan engagement hoax lebih tinggi daripada berita benar.

"Maka membereskan hoax ini nggak bisa media sendirian," kata Manggut di Akmani Hotel, Jakarta, Selasa (22/8/2017).

Manggut menilai, media harus bekerja sama untuk memberantas hoax. Media harus bekerja sama dengan sejumlah lembaga seperti Dewan Pers, Menkominfo, microblog, dan media sosial. Untuk itu, media pun perlu bersatu untuk memberantas hoax.

Permasalahan yang juga menjadi sorotan adalah modal. Media siber juga tergolong sebagai startup. Saat ini, AMSI mempunyai sekitar 300 anggota. Banyak media, terutama media daerah mendirikan media dengan modal seadanya. Hal ini perlu dilindungi lantaran banyak media yang bermodal sedikit itu mampu melakukan tugas jurnalistik dengan baik.

"Jadi dari segi menjaga roh jurnalismenya, kami punya kepentingan untuk menjaga kelompok ini karena mereka prudent secara jurnalisme, meski tidak prudent secara modal," kata Manggut.

Manggut berharap, pemerintah tidak mematikan bisnis media siber yang berdiri dengan modal terbatas lewat regulasi. Ia ingin agar segala regulasi yang disusun pemerintah ikut mendengar aspirasi para pendiri media siber kecil.

"Kami sangat berharap setiap regulasi yang disusun baik asosiasi maupun di pemerintahan barangkali bisa didengar pendapatnya," kata Manggut.

Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Hery Trianto tidak memungkiri, media siber mengalami tantangan yang sulit di era digital. Kuatnya penggunaan media sosial menimbulkan tantangan tersendiri bagi media siber untuk memberikan informasi yang benar.

"Saat ini media sosial ini berkembang luar biasa sehingga mereka keberadaannya makin eksis sementara media siber sebenarnya media yang bekerja untuk konten jurnalistik yang benar," kata Hery di Hotel Akmani, Jakarta, Selasa (22/8/2017).

Informasi fiktif atau hoax menjadi masalah baru di masyarakat. Saat ini, berdasarkan informasi data Dewan Pers, ada sekitar 48.000 media siber yang diragukan informasinya. Informasi hoax yang disebarkan memberikan dampak berbahaya bagi masyarakat.

Kemudian, Hery menuturkan, tantangan besar lain yang menjadi masalah adalah bagaimana menciptakan konten berkualitas diikuti dengan model bisnis yang tepat. Media juga tidak terlepas dengan permasalahan bisnis seperti biaya operasional untuk memperoleh informasi secara baik dan terukur. Dengan demikian, pengusaha media siber tidak hanya masalah mencari trafik, tetapi juga bisa bertahan hidup di masa depan.

Berkaca dari tantangan itulah, Hery bersama sejumlah pengusaha media siber menginisiasi pendirian AMSI. Mereka yang tergabung dalam AMSI memiliki kesamaan visi untuk membentuk media siber yang semakin positif. Bisnis Indonesia, lewat portal Bisnis.com menilai keberadaan AMSI penting untuk membentuk media siber yang lebih baik dan lebih kredibel di masa depan.

Hery berharap pembentukan AMSI bisa memperkuat eksistensi media siber sebagai salah satu lembaga jurnalisme di Indonesia. Ia mengatakan, AMSI sendiri akan mendaftarkan diri ke Dewan Pers untuk memperkuat posisi media siber dalam dunia jurnalistik Indonesia. Dengan demikian, publik bisa mendapatkan kepastian kredibilitas informasi yang disampaikan oleh media siber.

"Mudah-mudahan dewan pers memverifikasi," kata Hery.

Di saat yang sama, kehadiran Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sangat penting dalam AMSI. Ia menilai, kehadiran JK membuktikan mereka sepaham dengan pemerintah dalam memberantas hoax. Dengan kata lain, jurnalis media siber juga dituntut memberikan informasi yang kredibel, berimbang, serta menjadi penjaga pemerintah sebagaimana pilar keempat negara.

"Jadi, saya kira kehadiran Wapres ini juga sangat berarti bagi kami untuk terus memperbaiki bagaimana konten media siber seharusnya," kata Hery.

Baca juga artikel terkait KONGRES AMSI I atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Yuliana Ratnasari