Menuju konten utama

Kondisi RS Indonesia di Palestina 21 Nov Usai Serangan Israel

Bagaimana kondisi RS Indonesia di Palestina saat ini 21 November? Israel melakukan serangan terhadap RS Indonesia.

Kondisi RS Indonesia di Palestina 21 Nov Usai Serangan Israel
Seorang pengunjuk rasa Palestina menggunakan ketapel untuk melemparkan batu sambil mengibarkan bendera Palestina sementara yang lain membakar ban saat bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di sepanjang perbatasan dengan Israel, sebelah timur Kota Gaza, Jumat, 22 September 2023. Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang tiga pos milik Hamas, kelompok militan Islam yang menguasai Gaza sejak 2007, menyusul sejumlah balon pembakar yang diluncurkan dari Gaza ke Israel. Ini adalah kekerasan terbaru yang mengguncang wilayah tersebut ketika warga Palestina melakukan protes rutin di dekat pagar perbatasan. (Foto AP/Adel Hana)

tirto.id - Sedikitnya 12 orang tewas dan sejumlah lainnya terluka dalam serangan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Jalur Gaza Utara pada Senin, 20 November 2023.

Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa "situasinya sangat buruk."

"Staf Rumah Sakit Indonesia bersikeras bahwa mereka akan tetap tinggal untuk merawat yang terluka. Ada sekitar 700 orang, termasuk staf medis dan korban luka-luka, di dalam rumah sakit," katanya.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian kesehatan Palestina memperingatkan bahwa nyawa ribuan pasien, petugas medis dan para pengungsi "terancam bahaya kematian sebagai akibat dari pemboman langsung dan berulang-ulang terhadap Rumah Sakit Indonesia."

Seperti diwartakan Anadolu Agency, kantor berita resmi Palestina, Wafa, sebelumnya melaporkan bahwa delapan orang tewas dalam penembakan artileri Israel terhadap rumah sakit Indonesia.

Menurut kantor berita tersebut, terdapat 150 pasien, 100 staf medis dan ribuan orang yang mengungsi di dalam rumah sakit Indonesia.

Situasi Terkini RS Indonesia di Gaza

Para saksi mata mengatakan bahwa penembakan Israel menyebabkan rumah sakit Indonesia kehilangan aliran listrik setelah generatornya berhenti bekerja.

Marwan Abdallah, seorang pekerja medis di Rumah Sakit Indonesia, mengatakan bahwa tank-tank Israel beroperasi kurang dari 200 meter dari rumah sakit, dan penembak jitu Israel dapat terlihat di atap-atap bangunan di dekatnya.

Petugas medis lainnya mengatakan kepada Al Jazeera bahwa penembakan dilakukan secara intensif dan tidak pandang bulu di gedung rumah sakit, di pintu masuk dan di jendela-jendela. Menurut petugas medis tersebut, semua orang di rumah sakit telah berkumpul di bagian tengah bangunan utama.

Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan bahwa pihaknya telah kehilangan kontak dengan tiga relawan Indonesia di rumah sakit tersebut.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengutuk tindakan Israel dan mendesak mitra-mitra Tel Aviv untuk "menghentikan kekejamannya".

"Serangan tersebut jelas merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional. Semua negara, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel, harus menggunakan semua pengaruh dan kemampuannya untuk mendesak Israel menghentikan kekejamannya," ujar Retno dalam sebuah pernyataan.

Mengapa RS Indonesia Diserang Israel?

Israel telah lama menuduh Hamas menggunakan rumah sakit dan tempat-tempat sipil lainnya untuk mendirikan pos komando dan menyembunyikan senjata.

Tentara Israel sebelumnya mengatakan bahwa mereka yakin Rumah Sakit Indonesia dibangun di atas sistem terowongan Hamas, dalam tuduhan yang sama dengan yang dilakukan Israel terhadap Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza.

Al-Shifa, rumah sakit utama di Jalur Gaza, telah menjadi sorotan selama berminggu-minggu setelah menjadi sasaran pengeboman Israel.

Enam minggu setelah perang di Gaza, serangan Israel terhadap rumah sakit telah muncul hampir sebagai motif dari konflik tersebut.

Sedikitnya 21 dari 35 rumah sakit di Gaza termasuk pusat kanker satu-satunya di Jalur Gaza, benar-benar tidak berfungsi, dan rumah sakit lainnya rusak serta kekurangan obat-obatan dan pasokan penting.

Komentator Taghreed El-Khodary mengatakan bahwa Israel "meyakinkan" dunia bahwa Rumah Sakit al-Shifa adalah markas Hamas karena itu adalah rute termudah bagi mereka untuk menginvasi Gaza.

"Mereka tahu bahwa itu adalah bagian yang paling aman untuk masuk dan memaksakan semacam markas militer bagi mereka di Kota Gaza. Mereka tidak bisa datang dari arah timur. Sekarang inilah yang mereka lakukan, pergi ke Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya untuk juga memaksakan markas lain bagi mereka untuk menyerang dan membunuh lebih banyak warga sipil," kata El-Khodary kepada Al Jazeera.

Menurut Omar Rahman, seorang rekan di Dewan Timur Tengah untuk Urusan Global yang berbasis di Doha, ini adalah bentuk perang psikologis.

"Menyerang rumah sakit memberi tahu penduduk bahwa tidak ada tempat bagi [warga Palestina] yang aman," kata Rahman kepada Al Jazeera, seraya menambahkan bahwa Israel bertindak dengan "kekebalan hukum".

Tahani Mustafa, seorang analis senior Palestina di International Crisis Group, mengatakan bahwa tindakan membuat warga Palestina merasa tidak aman di setiap fasilitas di Jalur Gaza adalah untuk memadamkan segala bentuk perlawanan.

"Ini adalah bagian dari pola pelecehan yang sudah berlangsung lama terhadap staf dan layanan medis, di mana Israel menunjukkan kepada warga Palestina bahwa tidak ada seorang pun dan tidak ada tempat yang aman," kata Mustafa kepada Al Jazeera.

Baca juga artikel terkait URGENT atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra