tirto.id -
"Benar, Mas Bambang Gentolet meninggal dunia di rumah sakit dan sekarang jenazahnya baru tiba di rumah duka," ujar tetangga Ketua RT I - RW IV, kawasan Manukan Tengah, Teguh Hari Budiarso, ketika dikonfirmasi, Jumat dini hari, seperti diberitakan Antara.
Sebagai tetangga sekaligus teman dekat, ia mengaku kaget dengan kepergian almarhum karena hanya beberapa jam dirawat di rumah sakit.
"Tadi (Kamis) sore, para tetangga membawa mas Bambang ke rumah sakit karena sempat tidak sadar di rumahnya. Kemudian pada malamnya kami menerima kabar duka ini," ucapnya.
Sehari sebelum meninggal dunia, kata dia, Bambang Gentolet masih sempat bercanda dengan tetangganya yang melihat sedang berjalan di kawasan rumahnya.
"Saya sendiri menyapanya dan bertanya, 'Mau ke mana mas Bambang?' kemudian dijawab ke rumah sakit periksa gigi. Katanya dia sakit gigi, tapi ya begitu, antara serius dan bercanda sama saja," kata Teguh.
Tak itu saja, lanjut dia, pada Kamis pagi para ibu-ibu yang melihat Bambang Gentolet juga menyapa menanyai hendak pergi ke mana, kemudian dijawab "nggolek upo" (mencari nasi).
Bambang Gentolet merupakan salah satu personel Grup Lawak Srimulat di Kota Surabaya yang dikenal dengan ciri khas potongan rambutnya.
Meski namanya kurang bersinar di tingkat nasional, pelawak kelahiran Yogyakarta, 30 Juni 1941 tersebut sangat dikenal di Jawa Timur.
Beberapa rekan sejawat tampak hadir di rumah duka, Jalan Manukan Tengah 6-I/1 Surabaya, pada Jumat dini hari. Kesedihan mendalam tampak dirasakan Sutoyo, seorang komedian yang dalam enam bulan terakhir selalu tampil sepanggung dengan Bambang Gentolet di setiap undangan hajatan.
Dia tidak menyangka, Bambang Gentolet, yang lahir di Yogyakarta, 30 Juni 1941, menghadap Sang Pencipta pada Kamis (27/4/2017) malam.
"Sekitar pukul 20.00, Cak Gentolet mengeluh sesak nafas kepada salah satu putrinya. Sempat minta dibuatkan teh panas dan minta diseka badannya. Lalu perutnya merasa mules ingin buang air besar namun kemudian terkulai lemas di kamar mandi," katanya.
Lantas putrinya segera melarikan ayahnya ke Rumah Sakit Bakti Dharma Husada yang terdekat dengan rumahnya dengan menggunakan taksi. Namun pria bernama asli Kasbianto itu mengembuskan nafas terakhir di perjalanan pada sekitar pukul 22.00.
Bambang meninggalkan dua orang putri. "Kalau istrinya kan sudah meninggal duluan sekitar tiga tahun lalu," ucap Sutoyo.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri