tirto.id - Skandal penipuan jemaah umrah First Travel masih menjadi teka-teki meski persidangan kasus ini sudah selesai. Musababnya, Andika Surachman buka-bukaan soal dugaan hilangnya aset perusahaan saat kasus ini bergulir di proses hukum. Pada saat bersamaan, nasib calon jemaah yang belum berangkat masih belum jelas.
Saat jemaah belum mendapat kepastian, sejumlah agen dan bekas pengurus First Travel justru mendapat untung dari kepercayaan calon jemaah atau biro perjalanan umrah lainnya. Dewi Gustiana salah satunya. Ia merupakan mantan agen First Travel sekaligus menjadi pelapor kasus tersebut ke polisi.
Kepada reporter Tirto, Dewi mengaku masih dapat kepercayaan dari calon jemaah untuk mencarikan biro perjalanan umrah lain, meskipun tak jarang dia mendapat tekanan dari para jemaah.
"Sampai sekarang orang itu masih percaya sama saya, suka minta cariin travel mana yang murah, murah tapi memang berangkat atau yang bagus yang mana. Itu masih sampai sekarang," kata Dewi.
Dewi bercerita, dirinya mulai membentuk grup travel sendiri. Ia pun berusaha mencari travel yang tepat dan memberangkatkan jemaah tersebut. Bahkan, Dewi mulai dikenal dan diajak travel lain untuk berbisnis umrah. "Banyak [yang mengajak]," kata Dewi.
Selain permintaan dari calon jemaah, Dewi mengatakan, sejumlah perusahaan perjalanan umrah juga mengajaknya bergabung. Karomas Group, salah satu biro perjalanan umrah, sempat menawarinya menjadi agen.
Menurut Dewi, pengalaman menjadi agen yang tertib administrasi membuat dirinya dikenal biro umrah lainnya. Terlebih, dia ikut andil mengungkap penipuan umrah yang dilakukan Andika dan Anniesa.
"Saya sudah dapat belasan orang yang ngajak ke saya. Tahu saja nomor saya," kata Dewi.
Tak hanya Dewi, keuntungan juka dirasakan Hery Suryo Haryadi. Pria yang sebelumnya menjabat Kepala Cabang First Travel Surabaya itu mengaku sempat ditawari bergabung oleh biro perjalanan umrah lain sejak kasus First Travel berjalan.
"Ada beberapa travel yang mengajak bekerja sama," kata Hery saat dihubungi Tirto, Sabtu (8/9/2018).
Hery tidak merinci perusahaan travel mana saja yang mengajak bekerja sama. Akan tetapi, semua tawaran tersebut ditolaknya. Ia beralasan, jemaah First Travel yang belum berangkat jauh lebih penting daripada bergabung dengan travel lain.
Saat ditemui reporter Tirto, Andika Surachman mengakui banyak kolega dan mantan anak buahnya yang kini bekerja di perusahaan biro perjalanan umrah lainnya. Mereka tersebar di Patuna atau anak usaha travel Bayu Buana. Bahkan, ada pula yang ditawari Kanomas Group.
Bagi Andika, berpindahnya para agen atau pegawai adalah hal biasa selayaknya cerita "bajak-membajak" pegawai. Dari kisah bajak-membajak, Andika melihat First Travel sudah memiliki SDM dan jaringan yang bagus.
"Apakah setelah mereka bajak itu bisa menyamai kesuksesan FT? Itu kan belum tentu. Tergantung mereka kelolanya," kata Andika.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz