tirto.id - Badan Pengelola Kawasan Metropolitan Rebana (BP Rebana) dan World Resources Institute (WRI) Indonesia berkolaborasi dengan meneken Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam acara West Java Investment Summit (WJIS) di Bandung pada hari Rabu, 9 Agustus 2023.
Kolaborasi tersebut bertujuan untuk mengembangkan kawasan industri hijau yang berbasis energi bersih, teknologi rendah karbon, dan berdaya saing tinggi.
Kerangka kerja sama di bawah naungan program Climate Solution Partnership (CSP) sebagai berikut:
- Penelitian, pengembangan, dan implementasi strategi serta kebijakan pembangunan;
- Peningkatan kapasitas sumber daya manusia;
- Pelaksanaan strategi komunikasi.
Sementara itu, produk yang akan dihasilkan dari kolaborasi tersebut adalah pemetaan teknologi dekarbonisasi untuk 5 sektor industri strategis di Kawasan Rebana, analisa rangka berpikir pembangunan kawasan industri rendah emisi atau Sustainable Industrial Estate (SIE) Framework, serta skema pembiayaan potensial untuk dekarbonisasi kawasan industri.
Adapun 5 sektor industri strategis tersebut yaitu makanan, tekstil serta pakaian, kimia dasar, bangunan komersial, dan otomotif berbasis listrik atau EV.
Kawasan Rebana Menaungi 13 Wilayah Industri
Kepala Badan BP Rebana Bernardus Djonoputro mengatakan, Kawasan Rebana menaungi 13 wilayah industri dengan luas 43.913 hektar dan jumlah penduduk sebanyak 9,28 juta jiwa di Provinsi Jawa Barat.
Kolaborasi ini diharapkan bisa mendukung visi kawasan ini menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Jawa Barat melalui pengembangan kawasan industri terintegrasi dan beremisi rendah.
Disisi lain, Country Director WRI Indonesia Nirarta Samadhi mengungkapkan, pihaknya sangat mengapresiasi kesempatan dalam mewujudkan dekarbonisasi industri, Kawasan Rebana menjadi kawasan industri beremisi rendah, dan memiliki daya saing tinggi.
Nirarta menambahkan bahwa pihaknya memahami peran utama BP Rebana untuk menentukan strategi pengelolaan serta arah kebijakan dan mengawasi aktivitas industri di Kawasan Rebana.
Dukungan dari WRI Indonesia diharapkan dapat menyokong visi Kawasan Rebana untuk menjadi kawasan industri yang beremisi rendah, dapat bersaing secara ekonomi, dan tidak melalaikan faktor sosial serta lingkungan, terutama untuk penduduk setempat.
Sektor industri diprediksi akan menghasilkan emisi gas rumah kaca dengan jumlah dua kali lipat pada tahun 2030 mendatang. Selain itu, juga menjadi salah satu sektor yang menjadi penghasil emisi paling besar di Indonesia.
Oleh karena itu, harus segera ditangani secara cepat dan efisien karena peran sentral sektor industri yang menjadi penggerak ekonomi nasional.
Merealisasikan bisnis dengan rendah emisi lewat dekarbonisasi industri sangat penting dalam Industrial Estate (IE) atau Kawasan Industri. Di mana hal itu sangat berperan untuk mempercepat dekarbonisasi dan mendukung target nasional dalam mewujudkan emisi nol bersih pada tahun 2060 mendatang.