Menuju konten utama

KMN Ladang Pertiwi 02 Tenggelam, 25 Orang Masih dalam Pencarian

Sebanyak 17 dari 42 penumpang KMN Ladang Pertiwi 02 selamat. Sementara 25 lainnya dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian sejak Sabtu (28/5).

KMN Ladang Pertiwi 02 Tenggelam, 25 Orang Masih dalam Pencarian
Proses evakuasi KMN Ladang Pertiwi 02. FOTO/Basarnas Sulsel

tirto.id - Kepala Bidang Keselamatan Kantor Kesyahbandaran Utama (KSU) Makassar Capt Yohanis K Tedang mengatakan bahwa pihaknya baru menemukan 17 dari 42 orang penumpang KMN Ladang Pertiwi 02 yang tenggelam di sekitar perairan Makassar, Kamis (25/5/2022). Sementara 25 orang lainnya masih hilang dan tengah dalam proses pencarian.

"17 orang di antaranya sudah ditemukan dalam keadaan selamat dan sudah berada di Puskesmas Sanrobone untuk pemeriksaan kesehatan," ujar Yohanis dalam keterangan resmi, Minggu (29/5/2022).

Namun tim terpadu terus berupaya melaksanakan pencarian di titik lokasi terjadinya kecelakaan hingga kapal tersebut tenggelam.

Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Sulawesi Selatan (Sulsel) Djunaidi bersama Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman serta pejabat TNI BPBD terkait ikut melakukan pencarian KMN Ladang Pertiwi 2 yang tenggelam melalui udara dengan menggunakan helikopter.

"Hari ini kami bersama dengan TNI AU membantu pencarian lewat udara, sehingga bisa memantau lebih luas," kata Djunaidi, melalui keterangan pada Minggu (29/5), di Makassar.

Rombongan menggunakan pesawat helikopter jenis H-3211 Super Puma dengan 5 orang kru dari internal TNI AU berangkat dari Pangkalan Udara Hasanuddin.

Ketinggian pencarian di bawah 10.000 kaki. Pesawat menyisir perairan yang diduga terdapat korban. Dengan lama pencarian pesawat yaitu 1 jam 45 menit

"Kami tadi sempat memantau via udara, dan alhamdulillah cuaca cukup mendukung, very clear saat pemantauan tadi," ujar Djunaidi.

KMN Ladang Pertiwi 02 tenggelam pada Kamis (25/5/2022) lalu. Kapal dengan berat GT 28 mengangkut penumpang 42 orang terdiri dari 7 ABK dan 35 orang penumpang.

Yohanis mengungkapkan kapal tersebut tenggelam karena dihantam ombak besar dari Pelabuhan Paotere, Makassar ke Pulau Pemantauan, Liukang Kalmas, Pangkep, Sulawesi Selatan. Ombak tersebut memicu kapal mengalami mati mesin.

Pada hari sabtu tanggal 28 Mei 2022, petugas jaga baru menerima informasi adanya kecelakaan dari pemilik kapal bahwa kapal belum tiba di lokasi tujuan pada waktu yang ditentukan.

"Kemudian petugas syahbandar melakukan pengecekan administratif ternyata nakhoda tidak melaporkan keberangkatannya kepada syahbandar perikanan dan juga Pelindo di Pelabuhan Paotere.

Selanjutnya petugas menginformasikan kejadian tersebut kepada Stasiun Radio Pantai (SROP) dan SAR kota Makassar mengintruksikan kepada semua kapal yang berada dan melintas di perairan Pulau Pemantauan," ujarnya.

Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar, Brigjen Pol Hermanta langsung menginisiasi pembuatan Tim Posko Pencarian dan Pertolongan Gabungan yang terdiri dari Tim SAR KSU Makassar, Basarnas Makassar, Distrik Navigasi Kelas I Makassar, TNI AL Makassar, Dishub Kota Makassar, Polairud Makassar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulsel, KKP, PT Pelindo Makassar. Hingga saat ini, pencarian korban masih terus dilakukan.

"Saat ini pencarian terus dilakukan, kapal patroli KPLP yang dikerahkan yaitu KNP 350, KNP 5204 dan KNS 031. Proses pencarian dilakukan bersama tim posko gabungan dan juga bantuan dari kapal-kapal nelayan setempat," tutup Hermanta.

Otoritas Syahbandar Pelabuhan Rakyat Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, menyatakan, KMN Ladang Pertiwi yang tenggelam di perairan Selat Makassar, tidak memiliki izin pelayaran penumpang, tetapi hanya mengantongi izin penangkapan ikan.

"Kalau untuk status kapal, itu kapal nelayan, dan bukan kapal barang atau penumpang," ujar Koordinator Syahbandar Pos Paotere Makassar, Nufrizal, kepada wartawan, Sabtu (28/5/2022).

Baca juga artikel terkait KMN LADANG PERTIWI 02 TENGGELAM atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri