Menuju konten utama

Kisah Indah dari Bukit Ngata Baru

Gerhana matahari total 9 Maret lalu, menyisakan beragam kisah dan cerita. Seperti kisah para pelancong di bukit Ngata Baru

Kisah Indah dari Bukit Ngata Baru
ANTARA FOTO/Yusran Uccang

tirto.id - Gerhana matahari total 9 Maret lalu, menyisakan beragam kisah dan cerita. Pertama tentu saja kabar gembira dengan banyaknya wisatawan mengunjungi daerah-daerah yang menjadi pusat jalur totalitas gerhana matahari, seperti Palembang Sumatera Selatan, Tanjung Pandan Belitung, Palu Sulawesi Tengah sampai daerah terpencil Maba yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara. Antusias warga asing maupun wisatawan domestik untuk menyaksikan gerhana matahari sangatlah besar, bahkan sekitar 10.000 wisatawan asing dan 100.000 wisatawan domestik diperkirakan menyaksikan gerhana matahari total di sejumlah daerah yang menggelar festival.

Sementara itu nun di perbukitan Ngata Baru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, sekitar 30 menit dari kota Palu, ada kisah tak kalah menariknya, di kawasan itu dibuatlah "Camping ground" seluas lima hektar untuk menampung para turis yang ingin menyaksikan terjadinya fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT), bahkan daerah tersebut telah dijuluki sebagai “Kampung Wisata Gerhana Matahari”.

Ada sekitar 1.500 turis manca negara datang ke daerah tersebut, bahkan mereka rela mendirikan tenda di perbukitan Ngata Baru yang pada siang hari suhu mencapai 40 derajat celcius. Untuk masuk wilayah tersebut para turis dikenakan biaya 300 US dollar atau sekitar Rp4 juta per orang, untuk turis lokal dikenakan biaya Rp500 ribu per orang.

Untuk menyambut datangnya gerhana, pada siang hari sebagian dari para turis tersebut berteduh dibawah pohon serta beristirahat di tenda-tenda mereka, sementara pada sore hari mereka disuguhkan tarian tarian adat serta musik kesenian daerah. Pada malam hari mereka disuguhkan ketangkasan bermain api oleh komunitas seni dari Jepang.

Tepat pukul 07:24 Wita proses gerhana matahari telah dimulai. Mereka pun mulai memasang kacamata gerhana untuk menyaksikan proses gerhana matahari. Dan puncaknya terjadi pada pukul 08.38 Wita. Hanya 2 menit dan 15 detik proses puncak gerhana matahari total terjadi di Palu. Para turis melepas kacamata gerhananya dan suasana pun gelap yang diiringi suhu udara yang dingin. Tidak banyak suara terdengar, hanya sekali-kali suara terdengar dari mulut para turis tersebut dengan ucapan "wowwww".

Ada yang kagum, ada yang takjub, ada yang menangis, bahkan ada juga yang bertasbih mengagungkan kebesaran Sang Pencipta.

Baca juga artikel terkait WISATA atau tulisan lainnya

Editor: Taufik Subarkah