tirto.id - Naskah khutbah Jumat terakhir bulan Rajab 2025 yang bertepatan dengan 24 Januari (24 Rajab 1446 Hijriah) menekankan hikmah shalat 5 waktu bagi umat Islam. Perintah mengerjakan shalat wajib ini datang langsung dari Allah kepada Nabi Muhammad saw. dalam peristiwa miraj pada 27 Rajab 621 Masehi.
Jumat, 24 Januari 2025 adalah Jumat terakhir pada bulan Rajab 1446 H. Jumat berikutnya, yang bertepatan dengan 31 Januari 2025, sudah masuk bulan Syaban. Tepatnya, 1 Syaban. Artinya, waktu kita menuju Ramadan 2025 semakin singkat karena tersisa 36 hari lagi menjelang bulan puasa nan suci.
Jumat terakhir Rajab 2025 dapat dipandang secara khusus. Rajab adalah bulan istimewa. Diriwayatkan, ketika Nabi Muhammad saw. melihat hilal bulan Rajab, beliau berdoa, "Ya Allah, berkahilah kami sepanjang bulan Rajab dan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadan."
Jumat terakhir Rajab menandakan semakin dekatnya umat Islam untuk menyambut Ramadan. Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya bersiap dengan terus melatih diri dalam ibadah memperbanyak amalan. Tidak ada yang tahu apakah Ramadan 1446 H ini adalah Ramadan terakhir yang kita jumpai atau tidak.
Salah satu peristiwa terbesar pada bulan Rajab adalah Isra dan Miraj yang dialami Nabi Muhammad saw. pada 621 H. Peristiwa Miraj, naiknya Rasulullah saw. ke sidratul muntaha untuk menerima perintah shalat, layak jadi renungan dalam khutbah Jumat kali ini. Shalat adalah ibadah tempat seorang muslim bermunajat kepada Allah Sang Pencipta.
Naskah Khutbah Jumat Terakhir Rajab 2025 tentang Shalat 5 Waktu
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
إِنَّ الحَمْدَ لِله، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُه، ونَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أنْ لَا إلهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى هَذا النَّبِيِّ الكَرِيمِ، وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ.
أمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله.. أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهَ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. قَال تَعَالَى في كِتابِهِ الكَريم، أَعُوذُ بِاللهِ مِنْ الشَّيْطانِ الرَّجِيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. صدق الله العظيم.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Pada Jumat 24 Januari 2024 yang bertepatan dengan 24 Rajab 1446 Hijriah ini, khatib hendak mengingatkan, baik untuk diri sendiri, maupun untuk hadirin jamaah masjid Al Munawwarah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan terhadap Allah Swt.
Selawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Semoga kita termasuk ke dalam kumpulan orang yang mendapatkan syafaat dari beliau pada Yaumul Akhir.
Hadirin jamaah shalat Jumat yang berbahagia,
Pada saat Nabi Muhammad saw. mengalami miraj, dinaikkan ke sidratul muntaha, beliau mendapatkan perintah agar umat Islam mengerjakan shalat. Awalnya, perintah itu jumlahnya 50 waktu.
Namun, setelah mendapatkan nasehat Nabi Musa, dengan berat hati Rasulullah menegosiasikan jumlah waktu shalat itu hingga 5 waktu saja. Waktu-waktu itulah yang kini dijalani umat Islam, yaitu shalat subuh, zuhur, asar, maghrib, dan isya.
Firman Allah dalam Surah An-Nisa:103 sebagai berikut.
Innaṣ-ṣalāta kānat ‘alal-mu'minīna kitābam mauqūtā(n).
Artinya, "Sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin."
Esensi shalat adalah munajat, zikir, sekaligus kehadiran bersama Allah. Karena aspek-aspek inilah, Ibn Arabi dalam Futuhat Al Makkiyah menyebutkan, tidak ada satu pun amal dan ibadah manusia yang bisa menggantikan shalat dan memiliki kesempurnaan yang sebanding dengan shalat, baik secara lahir maupun secara batin.
Shalat menempati urutan kedua dalam rukun Islam setelah syahadat. Ini terjadi karena ibadah tersebut memang yang paling membantu seorang muslim dalam mendekati Allah setelah penyaksian (syahadat) kepada Tuhan dan Rasul-Nya. Setelahnya, secara berurutan rukun Islam terdiri dari zakat yang merupakan penyucian, puasa, dan terakhir haji.
Setiap shalat dalam shalat 5 waktu memiliki kekhasannya tersendiri. Yang paling utama adalah mengerjakan shalat pada awal waktu, seperti dalam riwayat bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Dan seandainya mereka tahu pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya." (H.R Bukhari).
Shalat zuhur dapat dikerjakan sesaat setelah matahari bergeser dari puncak (istiwa') dan tergelincir ke barat. Sementara itu, shalat asar dapat mulai dikerjakan ketika bayang-bayang suatu benda lebih panjang sedikit dari benda tersebut.
Berikutnya, shalat maghrib dilakukan setelah matahari terbenam, yang ditandai dengan hilangnya piringan matahari dari ufuk barat. Ini dilanjutkan dengan shalat isya yang waktunya dimulai ketika mega merah (syafaq) hilang di ufuk barat.
Terakhir, shalat subuh yang dimulai waktunya ketika ketika fajar shadiq (fajar kedua) berupa cahaya putih melintang horizontal di ufuk timur, muncul.
Mengerjakan shalat 5 waktu pada awal waktunya adalah keutamaan. Bagi pribadi manusia, ini adalah upaya pembentukan karakter dengan melatih kedisiplinan dan konsistensi. Jika sesuatu sudah menjadi kebiasaan, niscaya hal tersebut tidak akan memberatkan.
Selain itu, dari sudut pandang makhluk, shalat adalah bukti penghambaan kita kepada Allah. Manusia dan jin diciptakan untuk menyembah Allah, seperti Firman-Nya dalam Surah Az-Zariyat: 56 berikut.
Wa mā khalaqtul-jinna wal-insa illā liya‘budūn(i).
Artinya, "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."
Shalat pada awal waktu, sejak zuhur hingga subuh, adalah indikasi bahwa kita sebagai makhluk mampu memberikan hak penuh kepada Allah sang pencipta, sebelum segala urusan duniawi mengikat kita. Shalat yang demikian menunjukkan betapa kecilnya manusia, dan betapa tidak berdayanya di depan Tuhan Semesta Alam.
Teks Khutbah Kedua Khutbah Jumat Terakhir Rajab 2025 Bahasa Arab
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِهِ وَأَصْحَابِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَه يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبى وَيَنْهى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Editor: Iswara N Raditya