tirto.id - Khutbah Jumat kali ini bakal membahas tema tentang menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada setiap tanggal 17 Agustus. Isi khutbah disampaikan dalam versi NU.
Perjuangan ulama sudah dimulai pada abad ke-17 untuk mengusir para penjajah di Indonesia. Salah satu perlawanan terhadap Belanda dilakukan oleh Syekh Yusuf Al-Makassari.
Ulama yang pernah belajar ke Damaskus, Irak, dan Suriah itu memimpin perang melawan Belanda bersama sang mertua, Sultan Ageng Tirtayasa.
Syekh Yusuf Al-Makassari kemudian ditangkap pihak Belanda dan diasingkan ke Cape Town, Afrika Selatan.
Pada era abad ke-18, muncul ulama-ulama berikutnya yang turut mengusung semangat perjuangan mengusir Belanda. Seperti Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Syekh Abdus Samad Al-Falimbani.
Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa abad ke-19, tepatnya tahun 1825-1830 Masehi, termasuk salah satu contoh wujud perjuangan gigih yang sudah ditunjukkan para ulama dalam memerangi penjajahan di Indonesia hingga memperoleh kemerdekaan. Berikut khutbah Jumat menyambut kemerdekaan versi NU.
Khutbah Jumat Menyambut Kemerdekaan versi NU
Khutbah I
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم}، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Jamaah Sholat Jumat yang berbahagia
Marilah kita tingkatkan taqwa kepada Alloh SWT. Caranya ialah dengan jalan menjauhi segala larangan serta senantiasa menjaga istiqomah dalam menjalankan perintah-Nya.
Semoga Allah SWT selalu melindungi umatnya hingga selamat di dunia maupun di akhirat.
Hadirin jamaah Sholat Jumat rahimakumullâh
Saat ini kita memasuki bulan Agustus. Bagi bangsa Indonesia, bulan ini termasuk sangat istimewa karena lewat perjuangan yang gigih, rakyat Indonesia memperoleh kemerdekaan.
Tepat 78 tahun yang lalu, lewat perjuangan yang tidak mengenal lelah dan korban harta maupun jiwa, Indonesia akhirnya menjadi negara merdeka yang utuh, yang berdaulat penuh terhadap wilayahnya.
Jauh sebelumnya, para Nabi juga sudah melakukan berbagai macam perjuangan.
Al-Quran surah An-Nahl ayat 36 menerangkan:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۗ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ
Artinya,"Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan),"Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut", kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul),".
Menurut tafsir al-Azim, Ibnu Katsir menyatakan "thaghut" adalah menyembah sesuatu selain Allah. Quraish Shihab menyebut istilah 'thaghut' sebagai segala macam kebatilan, baik dalam bentuk berhala, ide-ide yang sesat, manusia durhaka, atau siapa pun yang mengajak pada kesesatan.
Pada zaman Nabi Ibrahim, beliau melawan kesesatan ajaran Raja Namrud yang menyembah patung-patung berhala. Ibrahim pun berjuang keras untuk melawan, bahkan sempat dibakar oleh Raja Namrud. Dengan kuasa Allah SWT, Nabi Ibrahim bisa lepas dari api hingga selamat.
Perjuangan yang sama juga dilakukan Nabi Musa. Ia menghadapi Raja Fir'aun dengan segala bentuk kezalimannya hingga berani menyebut diri sebagai Tuhan.
Lalu, Nabi Musa mengajak umatnya untuk kembali ke jalan yang benar sekaligus melawan kekuasaan Raja Fir'aun terhadap rakyatnya.
Jamaah Sholat Jumat hafidhakumullâh
Dalam surah Al-Anbiya' ayat 107, Alloh SWT berfirman:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya:"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam,".
Senada dengan para Nabi pendahulu, Rasulullah SAW juga menjadi utusan Alloh SWT di bumi untuk menjalankan segala perintah-Nya.
Apa saja yang dilakukan Nabi SAW? Yakni senantiasa memerdekakan umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan lepas dari belenggu perbudakan yang selama itu dijalankan bangsa Arab.
Jamaah Sholat Jumat rahimakumullâh...
Semangat perjuangan yang sama juga sudah dilakukan oleh para ulama Indonesia selama perang kemerdekaan melawan kolonialisme Belanda.
Melalui semangat Resolusi Jihad yang dikibarkan pada tanggal 22 Oktober 1945, KH. Hasyim Asy'ari menyerukan kepada seluruh santri dan ulama untuk membela tanah air serta mempertahankan kemerdekaan RI.
KH. Hasyim Asy'ari lalu memanjatkan doa kepada Alloh SWT:
ياَ اَللُّهُ يَا حَفِيْظُ ياَ اَللُّهُ ياَ مُحِيْطُ فاَنْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الكَافِرِيْنَ فاَنْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ
Artinya:"Ya Allah wahai dzat yang Maha Menjaga, Ya Allah Wahay Dzat Yang Maha Menguasai, berilah pertolongan pada kami atas orang-orang kafir, berilah pertolongan pada kami atas orang-orang yang dzolim,".
Isi fatwa melalui Rapat Besar Konsul-konsul NU se-Jawa dan Madura, pada 21-22 Oktober di Surabaya itu menyatakan "Bahwa untuk mempertahankan dan menegakkan Negara Republik Indonesia menurut hukum, Agama Islam, termasuk sebagai satu kewajiban bagi tiap2 orang Islam,".
Jamaah Sholat Jumat hafidhakumullâh
KH Abdus Syakur Senori Tuban (1359-1940), salah satu sahabat karib KH. Hasyim Asy'ari, pernah meramalkan terkait kedatangan Jepang hingga Indonesia memperoleh kemerdekaan.
Dalam kalimatnya, KH Abdus Syakur menuliskan:
"Tarikhkanlah bahwa Jepang akan menjinakkan Nusantara pada tahun غشسا ghisy-syisa (menurut hisabul jummmal pada 1361 H/1942 M).
"Ia sebagai kolonial yang menyengsarakan bangsa Indonesia. Silih berganti, peperangan, adu senjata dan perihnya mengarungi samudera.
"Ketika bulan Rajab (1365 H/Juni 1945) telah terjadi keajaiban, kemudian semakin lumpuh pada bulan Sya’ban (Juli 1945).
"Kemudian pada bulan Ramadan (17 Agustus 1945) datanglah masa gembira ria (berupa proklamasi) bagi bangsa Indonesia.
"Dan pada bulan Syawwal (September 1945), penderitaan Nusantara semakin membaik. Posisi Indonesia semakin tenang dengan kemerdekaannya pada bulan Dzul Qa’dah (Oktober 1945)
"Di bulan inilah Allah menampilkan sosok pemimpin yang dapat mengayomi masyarakatnya (Soekarno), seorang pemimpin sejati yang tidak ada duanya,".
Jamaah Sholat Jumat hafidhakumullâh
Sebagai bangsa yang beradab, hendaknya kita senantiasa selalu meneladani perjuangan yang sudah dilakukan oleh pahlawan Indonesia.
Perjuangan yang tidak mudah ini terus dilakukan hingga akhir hayat. Semoga, apa yang sudah diperjuangkan untuk bangsa selama ini, dapat memberikan berkah kepada generasi penerus bangsa dalam upaya memajukan Indonesia.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهّ أَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Editor: Yulaika Ramadhani