tirto.id - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa akan mendaftarkan diri sebagai calon gubernur di Jawa Timur antara 8-10 Januari, sesuai dengan jadwal yang ditentukan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).
Pada saat itu, Khofifah akan menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri sosial di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo.
"Nanti pada saat saya mendaftar, saya akan menyampaikan itu [pengunduran diri]," ujar Khofifah di Jakarta pada Kamis (4/1/2018).
Dia menyatakan telah meminta izin kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait langkahnya untuk mencalonkan diri sebagai Cagub Jawa Timur.
"Saya sudah lapor ke Presiden dan Wapres. Antara tanggal 8-10, bismillah saya dan Mas Emil akan mendaftarkan diri sebagai paslon cagub dan cawagub Jawa Timur," ungkap Khofifah.
Pada kesempatan itu, Khofifah belum mau memberikan informasi pastinya tanggal dirinya dan Emil Elistianto Dardak akan mendaftar ke KPUD. "Sudahlah mau di awal atau di akhir," ucapnya sambil melempar senyum.
Mendaftar sebagai cagub di tengah jabatannya sebagai Menteri Sosial, menurutnya tidak saling mengganggu tugas dan kepentingannya saat ini. Ia memastikan tugasnya di Kementerian Sosial akan dilepasnya sesuai dengan ketentuan.
"Temen-temen bisa lihat track record ketika saya dulu di DPR. Saya melakukan tugas saya sampai titik dimana saya menyelesaikan tugas saya," jelasnya.
Saat ini, komunikasi dengan berbagai elemen untuk mendukung dia dan Emil maju sebagai cagub dan cawagub Jawa Timur sedang dibangun.
"Ini proses koalisi sedang berjalan dan terus dikomunikasikan. Mungkin Golkar baru besok ya insyaallah akan menyampaikan rekomendasinya. Jadi komunikasi dengan berbagai elemen kita bangun," terangnya.
Ia mengungkapkan kemudian bahwa rapat koalisi antarpartai telah dilangsungkan yang dihadiri oleh Emil. "Yang terkonfirmasi mendukung mereka sudah, rapat koalisi antarpartai kemarin. Mas Emil yang ikut bersama-sama mereka," ucapnya.
Menanggapi sikap Yenny Wahid yang menolak menjadi saingannya di kontestasi Plikada Jawa Timur 2018, Khofifah menghormati apapun keputusan putri Gus Dur itu. Menurutnya, setiap orang memiliki pilihan berpolitik dan memiliki hak untuk mengambil posisi dimana dan bagaimana.
"Maju atau tidak maju di dalam kontestasi pilkada manapun, adalah hak pilihan politik dan kita semua berikan penghargaan apresiasi atas setiap pilihan politik setiap warga bangsa, termasuk Mbak Yenny Wahid," ujarnya.
Seperti diketahui, partai politik Gerindra bersama dengan PAN dan PKS memasukkan nama Zannuba Ariffah atau yang akrab disapa Yenny Wahid itu dalam daftar nama calon gubernur Jawa Timur di Pilkada 2017, untuk menjadi pesaing Khofifah-Emil.
Namun, Yenny tidak dapat menerima tawaran utnuk dirinya maju ke Pilkada Jawa Timur tersebut. Ia menyatakan diri bukannya menolak, tetapi para sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) tak mengizinkannya maju dalam kontestasi.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yuliana Ratnasari