tirto.id - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengeluhkan penurunan suku bunga di perbankan masih relatif lambat. Ia bilang penurunan seharusnya bisa lebih cepat karena sudah ada penurunan suku bunga acuan oleh Bank Sentral bersama dengan sederet indikator lainnya.
“Kami melihat sudah ada penurunan sekarang bunga ini sudah single digit. Cuma saya merasa kurang cepet gitu aja,” ucap Wimboh dalam acara bertajuk Economic Outlook 2021, Selasa (24/11/2020).
Wimboh mencatat tren penurunan suku bunga kredit sudah terjadi selama pandemi. Sebagai perbandingan suku bunga kredit bank umum untuk konsumsi dan modal kerja sempat menyentuh 11,62 persen dan 10,09 persen per Desember 2019.
Angka itu kemudian turun menjadi 11,13 persen dan 9,44 persen per Agustus 2020 untuk kredit konsumsi dan modal kerja.
Per Agustus 2020, suku bunga kredit yang sudah meninggalkan posisi double digit juga termasuk kredit investasi yang berada di posisi 9,16 persen.
Wimboh mengatakan penurunan suku bunga kredit seharusnya bisa lebih cekatan lagi dari progress saat ini. Menurutnya pemerintah dan otoritas telah menelurkan sejumlah kebijakan. Misalnya penurunan suku bunga acuan ke level 3,75 persen oleh BI, penurunan suku bunga penjaminan simpanan bank umum ke 4,5 persen oleh LPS, penggelontoran dana dengan bunga murah dari pemerintah.
“Suku bunga tidak ada masalah tinggal masalah waktu. Kami akan monitor closely mengenai suku bunga pasti turun,” ucapnya.
Menurut Wimboh, hal ini perlu didorong lagi lantaran tidak sebaiknya menunggu ekonomi pulih lebih dulu. Ia yakin penurunan bunga kredit bisa membantu penciptaan lapangan pekerjaan dan mendorong sektor unggulan yang saat ini cukup kuat bertahan di tengah pandemi.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan