Menuju konten utama

Ketua DPR Serahkan Gajinya untuk Penderita Gizi Buruk di Papua

Selain menggalang dana dengan menyerahkan gajinya untuk penderita gizi buruk di Papua, Bambang Soesatyo juga menggalang tenaga kesehatan serta ahli gizi.

Ketua DPR Serahkan Gajinya untuk Penderita Gizi Buruk di Papua
Ketua DPR Bambang Soesatyo. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - Ketua DPR Bambang Soesatyo menggalang solidaritas kepada seluruh anggota DPR terkait kejadian gizi buruk dan campak di Agats, Kabupaten Asmat, Papua, yaitu dengan menggalang dana dan mengumpulkan tenaga kesehatan.

"Saya ingin menggalang solidaritas kepada seluruh anggota DPR dan masyarakat terkait apa yang terjadi di Asmat, Papua, namun saya belum tahu formatnya seperti apa," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (22/1/2018).

Bambang mengatakan dirinya sudah berkomunikasi dengan para tokoh lintas agama untuk penggalangan solidaritas tersebut selain itu penggalangan dana dan penggalangan tenaga kesehatan serta ahli gizi untuk ke Asmat, Papua.

Dia menegaskan dirinya akan memulai penggalangan dana tersebut dengan menyerahkan gajinya sebagai Ketua DPR untuk kasus gizi buruk dan campak di Asmat.

"Saya punya waktu 18 bulan menyerahkan seluruh gaji, namun siapa yang menampungnya. Saya pernah lakukan dengan menyumbang gaji saya selama setahun kepada Polisi yang menjadi pemulung di Jawa Timur," ujarnya.

Bambang mengatakan dirinya sudah berkomunikasi dengan mantan Sekretaris Jenderal Partai Golkar yang saat ini menjadi Menteri Sosial, Idrus Marham untuk mencari formatnya dalam penggalangan solidaritas tersebut.

Politisi Partai Golkar itu menjelaskan dalam kasus gizi buruk dan campak di Asmat, jangan terlalu banyak berdebat namun perlu langkah strategis mengatasinya

"Jangan hanya terlalu berdebat pada pasal-pasal, sekali-kali melihat pada kesusahan. Apabila tidak sempat ke sana, kirimkan saja sumbangannya," ujar Bambang.

Sebelumnya, Menteri Sosial Idrus Marham memastikan kasus gizi buruk dan campak di Agats, kabupaten Asmat, Papua tertangani dengan baik dan telah ada tim terpadu yang bekerja menangani para korban tersebut.

"Yang perlu diperhatikan satu bulan sejak pertama ditangani, perawatan anak-anak ini harus tuntas. Sebab kalau tidak dikawatirkan akan kembali terulang," kata Idrus dalam keterangannya, Sabtu (20/1/2018).

Menurut Idrus, tim terpadu yang diantaranya para dokter dan tenaga kesehatan, telah bekerja dengan maksimal. Namun dia meminta maaf jika ada warga yang mungkin belum tersentuh layanan kesehatan karena kontur medan yang sulit.

Baca juga artikel terkait GIZI BURUK

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo