Menuju konten utama

Ketua Aprindo Sebut Toko Ritel Tidak Tutup Melainkan Direlokasi

Relokasi toko ritel menjadi bagian dari inovasi karena keberadaan toko sudah tidak sesuai dengan segmentasi, menurut Ketua Aprindo Roy Mandey.

Ketua Aprindo Sebut Toko Ritel Tidak Tutup Melainkan Direlokasi
(Ilustrasi) Karyawan merapikan sisa busana yang dijual di Lotus Departement Store, Jakarta, Rabu (25/10/2017). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

tirto.id - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengklaim salah satu fokus industri ritel saat ini ialah melakukan relokasi toko. Roy menilai strategi untuk merelokasi tersebut merupakan bagian dari inovasi yang dilakukan guna beradaptasi dengan perkembangan zaman.

“Jadi kalau ada toko tutup, itu bukan menandakan bisnisnya kolaps. Relokasi tersebut karena toko sudah tidak sesuai dengan segmentasi,” kata Roy saat dihubungi Tirto pada Rabu (7/2/2018).

Lebih lanjut, Roy menyebutkan bahwa konsumen sudah jenuh dengan format toko yang ada saat ini. Menurut Roy, konsumen cenderung menginginkan pengalaman baru saat mengunjungi toko untuk berbelanja, sehingga ritel dituntut untuk memasukkan elemen-elemen baru dalam toko serta membutuhkan tempat yang berbeda.

Sejak awal 2018, sejumlah toko ritel asing memang telah berencana untuk menutup gerainya di Indonesia. Beberapa toko ritel seperti toko sepatu Clarks, serta toko busana perempuan Dorothy Perkins, dan juga New Look, telah mengobral barang-barang yang ada sebelum nantinya secara resmi menutup gerai mereka yang ada di mal-mal.

“Persoalan lain karena (pendapatan) yang tidak sesuai harapan. Kekurangan konsumen tentu berpengaruh pada omzet,” ucap Roy.

Dengan pertumbuhan ritel yang tidak sebesar tahun-tahun lalu, Roy menyatakan bahwa industri ritel mau tidak mau harus mengubah model bisnis mereka. Selain itu, industri ritel juga diharapkan melakukan ekspansi terkait gerai maupun merk yang diusung.

“Jadi untuk bertahan, ritel harus memenuhi dua hal tersebut, yakni relokasi dan ekspansi,” ungkap Roy lagi.

Selain menekankan pentingnya aspek pengalaman bagi konsumen, Roy turut berharap agar pemerintah tidak menaikkan harga listrik, air, maupun logistik pada tahun ini. Pasalnya, kenaikan harga pada aspek-aspek tersebut dikatakan mampu berpengaruh terhadap biaya operasional toko ritel.

“Harapan kami sendiri semoga toko ritel bisa mencapai puncaknya pada musim-musim liburan, seperti Lebaran. Polanya memang (di tahun-tahun lalu) seperti itu,” ujar Roy.

Masih pada kesempatan yang sama, Roy mengimbau agar masyarakat tidak khawatir dengan toko-toko ritel yang tutup.

“Saya pikir jangan takut. Itu semata bagian untuk ke jalan (bisnis) yang lebih baik, serta kami juga mengharapkan agar adanya relaksasi dari pemerintah,” kata Roy.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI RITEL atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yantina Debora