tirto.id - Operasi bariatrik adalah prosedur bedah untuk menurunkan berat badan, atau untuk menangani masalah obesitas. Prosedur ini juga seringkali disebut sebagai operasi potong lambung.
Prosedur bedah bariatrik ini terbukti dapat menurunkan berat badan secara signifikan. Selain itu, operasi ini juga dapat membantu memperbaiki berbagai gangguan kesehatan yang terkait dengan obesitas, seperti diabetes tipe 2 atau hipertensi.
Menurut Dr. Errawan Wiradisuria, SpB-KBD, ahli bedah saluran cerna di Mayapada Hospital Lebak Bulus, sebagaimana dilansir dari Kementerian Kesehatan, saat ini ada dua jenis bedah bariatrik, yaitu bedah bariatrik reversible (bisa dikembalikan ke keadaan semula) dan bedah bariatrik irreversible (tidak bisa dikembalikan).
Bedah bariatrik reversible salah satunya menggunakan metode gastric banding. Prosedur ini mengikat leher lambung dengan pita atau selang kecil yang terhubung ke pompa kecil yang ditanam di bawah kulit.
Kemudian ke pompa itu akan disuntikkan cairan steril menuju pita, hingga pita mengembang dan ‘mencekik’ leher lambung. Pasien pun akan menjadi cepat kenyang, karena ukuran lambung menjadi lebih kecil.
Sementara itu, bedah bariatrik irreversible dilakukan dengan memotong lambung, serta rekonstruksi saluran pencernaan agar adaptasi ukuran lambung tidak terjadi.
Manfaat Operasi Bariatrik
Anda akan mendapatkan sejumlah manfaat bila ingin mengatasi masalah obesitas dengan operasi bariatrik.
Berbagai manfaat itu, sebagaimana dilansir dari UCI Health, adalah:
1. Anda akan berumur lebih panjang
Sejumlah penelitian membuktikan, orang-orang obesitas yang menjalani operasi bariatrik, memiliki risiko kematian lebih rendah, ketimbang penderita obesitas yang tidak menjalani operasi.
2. Sejumlah gangguan kesehatan akibat obesitas dapat diperbaiki
Terbukti, setelah penderita obesitas dengan sejumlah gangguan kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, sleep apnea, diabetes, asma, radang sendi, kadar kolesterol tinggi melakukan operasi bariatrik, perlahan kondisinya semakin membaik. Bahkan banyak yang mengalami kesembuhan.
3. Anda akan mampu mempertahankan berat badan ideal dalam jangka panjang
Studi menunjukkan, lebih dari 90 persen orang dengan obesitas yang menjalani operasi bariatrik, mampu mempertahankan, setidaknya 50 persen, berat badan mereka yang sudah kembali seimbang.
4. Metabolisme lebih cepat
Bila berhasil menurunkan berat badan dalam jumlah banyak, maka Anda pasti akan semakin aktif dan akan lebih banyak beraktivitas fisik, seperti bersepeda, lari, jalan kaki atau berenang.
Aktivitas semacam ini akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk membakar lemak secara efisien.
Hormon insulin dan kortisol (hormon stres) otomatis juga akan berkurang. Kondisi inilah yang akan menurunkan penyimpanan lemak di tubuh.
5. Kualitas hidup Anda akan semakin baik
Banyak penderita obesitas yang sudah menjalani operasi bariatrik melaporkan bahwa kualitas hidup mereka semakin baik.
Jadi, bila Anda berniat menjalani operasi bariatrik ini, maka bisa jadi mobilitas hidup Anda akan semakin cepat, Anda tidak lagi mengalami depresi dan kecemasan.
Selain itu, harga diri Anda juga makin meningkat, termasuk interaksi sosial dan fungsi organ-organ seksual Anda juga akan semakin baik.
Risiko Operasi Bariatrik
Namun, operasi bariatrik ini juga memiliki sejumlah risiko yang harus Anda perhitungkan sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur bedah ini.
Berikut adalah beberapa risikonya, sebagaimana dilansir dari UPMC:
- Kenaikan asam lambung
- Risiko terkait anestesi dalam prosedur bedah
- Mual dan muntah kronis
- Pelebaran kerongkongan
- Anda mungkin akan tidak mampu lagi untuk makan makanan tertentu
- Risiko terkena infeksi
- Obstruksi lambung
- Bisa jadi Anda justru akan mengalami kenaikan berat badan atau gagal menurunkan berat badan
- Anda mungkin akan mengalami sindrom dumping atau suatu kondisi yang dapat menyebabkan gejala seperti, mual dan pusing;
- Anda akan mengalami kadar gula darah rendah;
- Malnutrisi atau mengalami kekurangan gizi;
- Muntah;
- Mungkin akan muncul bisul;
- Terjadi sumbatan usus;
- Hernia.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno