tirto.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyarankan setiap sekolah yang kesulitan pendataan tapi tetap menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) agar meminjam komputer ke sekolah terdekat.
"Kalau berkomitmen melaksanakan UNBK, maka disilakan share dengan sekolah lain, sesama SMA, SMK atau SMP yang punya [komputer]," ujar Kepala Balitbang Kemdikbud, Totok Suprayitno kepada Tirto, Selasa (2/4/2019).
Soal pendanaan, kata dia, dapat menghubungi dinas pendidikan di masing-masing provinsi. Hal ini terkait dengan pendanaan yang harus dikeluarkan sekolah yang kekurangan komputer untuk menyewa kepada pihak sekolah peminjam atau untuk pengangkutan komputer tersebut.
"[Soal pendanaan] silakan tanya [dinas pendidikan] provinsi," ujar dia.
Persoalan kurangnya fasilitas komputer pada satuan pendidikan yang melaksanakan UNBK dan tak adanya bantuan dana opersionalnya, sempat dikritik oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).
Wakil Sekretaris Jenderal FSGI, Satriwan Salim menilai selama empat tahun berlangsungnnya UNBK tapi pemerintah tidak memberikan kebijakan bantuan untuk peningkatan sarana yang signifikan. Sehingga masih terdapat sekolah yang harus meminjam komputer kepada sekolah lain.
"Masih banyak sekolah yang harus pontang-panting mencari pinjaman meski dengan biaya transportasi yang cukup mahal dan mengakibatkan persiapan UNBK menjadi lebih rumit dan tergesa-gesa," ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa.
Hari ini, secara serentak siswa SMA pada 22 provinsi menjalani UNBK dengan materi soal Matematika. Kemudian, 12 provinsi lagi akan menggelar Ujian Nasional Kertas dan Pensil (UNKP), meliputi Sulteng, Papua Barat, Papua, Riau, Kaltim, NTT,Sumut, Sumbar, Maluku, Maluku Utara,Kepri, dan Sumsel.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali