tirto.id -
Tirto sempat berbincang dengan Yovan (23) salah satu suporter asal Padang yang menjadi korban dalam video tersebut.
Menurut keterangan Yovan, peristiwa pilu itu terjadi sekitar Selasa (19/11/2019) dini hari, tak sampai sehari jelang kickoff pertandingan Malaysia vs Indonesia.
“Awalnya malam itu sekitar pukul dua, setelah makan di Jalan Alor sama beberapa kawan, saya dan seorang teman dari Jakarta bernama Fuad (27) memesan taksi online dari perempatan McD Bukit Bintang untuk pulang ke hotel kami di Jalan Pudu,” tutur Yovan menceritakan duduk perkara kejadian.
Saat hendak memasuki taksi daring yang mereka pesan, Yovan dan Fuad tiba-tiba dihampiri barisan suporter dengan atribut Malaysia dari arah belakang.
Mereka menarik dan membawa Yovan menjauh dari taksi. Fuad, yang sebenarnya sudah masuk ke dalam taksi, lantas reflek keluar dengan tujuan ingin menyelamatkan Yovan.
“Kami diinterogasi, mereka menyuruh kami berbicara dalam bahasa Melayu. Karena kami tidak bisa, mereka lalu menyeret mau bawa kami ke suatu tempat. Kami menolak, di situlah kami mulai dihajar,” terang Yovan.
Yovan dan Fuad lantas diseret, ditendangi, dipukul dengan helm dan benda-benda lain oleh suporter-suporter tersebut.
Tak cukup di situ, suporter yang mengeroyok keduanya juga menyita tas Fuad beserta seluruh isinya—uang serta barang berharga lain. Akibat kejadian ini, keduanya mengalami luka di bagian tangan, punggung, kaki dan hidung.
“Setelah mereka puas dan berhasil merebut tas, mereka pergi. Saya dan bang Fuad lalu menyelamatkan diri ke Hotel Sungai Wang, kebetulan malam itu ada kawan bang Fuad yang menginap di sana,” ucap Yovan.
Di Hotel Sungai Wang, Yovan dan Fuad lantas dibantu oleh beberapa suporter dari Indonesia dan Malaysia untuk berobat ke rumah sakit dan membuat laporan ke kepolisian.
Kini, secara fisik Yovan mengaku kondisinya sudah lebih baik pasca-kejadian tersebut, namun dia masih belum puas dengan penyelesaian kasus ini. Terlebih, hingga hari ini masih ada tiga suporter Indonesia yang ditahan kepolisian Malaysia dengan alasan dugaan terorisme.
Menanggapi situasi tersebut, Yovan hanya bisa berharap agar PSSI dan pemerintah berupaya melakukan upaya ekstra untuk membantu ketiga suporter Indonesia. “Federasi [dan pemerintah] jangan main-main, karena kami mendukung bola negeri ini juga tidak mainmain.”
Sementara untuk pihak Malaysia, Yovan berpesan agar para pelaku segera mengakui perbuatan dan meminta maaf. “Jangan malah menuduh kami menyebar hoaks, itu sangat menyakiti kami. Apalagi bagi saya selaku korban,” tukasnya.
Menteri Sukan dan Belia Malaysia, Syed Saddiq, lewat akun Twitternya hari ini sempat menanggapi kejadian ini. "Kalau ada kejadian, silakan buat laporan, kami akan adakan investigasi yang layak dan transparan," kata dia.
Namun, hingga artikel ini rilis belum ada permintaan maaf resmi dari federasi sepakbola Malaysia, FAM maupun Kementerian Sukan dan Belia Malaysia.
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Hendra Friana