Menuju konten utama

Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Sedang Dalam Tahap Kajian

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan Proyek Strategis Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung bersama Indonesia Railway Manufacturer Association (IRMA) akan dipercepat pembangunannya.

Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Sedang Dalam Tahap Kajian
MenteriBUMN Rini Soemarno (ketiga kiri), usai pembukaan pameran kereta cepat dari tiongkok di Jakarta. Antara foto/Rivan Awal Lingga.

tirto.id - Pihak BPPT akan mengkaji penerapan dan mengawal alih teknologi proyel yang dibangun PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) tersebut.

"Kajian dilakukan untuk mendukung percepatan pembangunan proyek itu, juga dilakukan bekerja sama dengan sejumlah pihak," kata Unggul Priyanto pada MoU Kereta Cepat dengan KCIC dan IRMA, di Jakarta, Selasa (26/7/2016).

Ia mengatakan kerja sama dilakukan BPPT, PT KCIC, dan IRMA akan fokus pada penelitian dan pengembangan teknologi, pendidikan dan pelatihan, pemanfaatan dan penerapan hasil-hasil rekayasa yang telah ada.

Selain itu, juga kerja sama untuk melakukan pemanfaatan sarana dan prasarana, dan bantuan teknis sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan kementeriannya meyakini transportasi massal yang cepat sudah menjadi kebutuhan, sehingga proyek ini memang menjadi batu loncatan yang harus diambil pemerintah.

Menurutnya, untuk mencapai kesejahteraan merata maka transportasi massal menjadi keharusan, sehingga proyek ini juga menjadi salah satu unggulan program dari Kementerian BUMN.

"Saya senang Kepala BPPT katakan tadi langsung dikerjakan detailnya setelah MoU ditandatangani, karena memang kita mengharapkan ini dapat selesai dengan cepat," ujar dia lagi.

Rini menegaskan, sebagai negara terbesar di ASEAN, dalam pembangunan ini maka yang Indonesia inginkan adalah percepatan transfer teknologi, sehingga kerja sama antara kementerian diyakini mempercepat kemampuan Indonesia menguasai teknologi tinggi kereta cepat di ASEAN.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir mengatakan kajian riset dan penyiapan SDM menjadi dukungan dari Kemristekdikti.

"Bisnis ini selalu dikatakan tidak visibel, tapi saya melihat ini sebagai 'public goods' sebagai bagian dari layanan transportasi masyarakat mengatasi kemacetan. Kalau bisa untung syukur, tapi bagi saya layanan menjadi utama," ujar dia lagi.

Sedangkan Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia memang perlu kajian lebih lanjut dari berbagai kementerian dan lembaga untuk mengembangkan transportasi massal yang tepat.

Belajar dari Cina yang "mengcopypaste" teknologi Jepang untuk industri teknologi kereta cepat akhirnya membuat negara Tirai Bambu tersebut mampu menguasai teknologi tersebut dengan cepat, katanya pula.

Jika alih teknologi ini juga dapat cepat dilakukan di Indonesia, ia meyakini akan menjadi solusi cepat memenuhi layanan transportasi massal untuk masyarakat dan mengurai kemacetan di kota-kota Indonesia.

Baca juga artikel terkait BISNIS

tirto.id - Bisnis
Sumber: Antara
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Rima Suliastini